Saturday, March 29, 2014

PASCA: Ushul Fiqh (5) lanjutan Adillah Mukhtalaf Fiih, & Bab Amr



Lanjutan Bab Adillah Al Mukhtalaf Fiih

SYAR’U MAN QABLANA

Syar’u man qablana adalah syariat nabi2 sebelum Nabi Muhammad SAW merupakan dalil, tetapi tidak semuanya yang dapat dijadikan dalil. Contoh syariat Nabi Sulaiman memiliki 100 istri, tidak dapat dijadikan dalil karena telah dibatalkan dalam Quran yaitu menikahi istri hanya boleh 2 3 4 sehingga dalil 100 istri sudah dibatalkan. Dalil yang boleh dipakai adalah yang belum dibatalkan oleh syariat Islam. Tetapi tidak dapat pula membaca Injil dan Taurat yang ada sekarang untuk mencari hukum karena kemurniannya sudah tidak dijamin dan tidak meyakinkan riwayat mutawatirnya. Hanya Quran yang dijamin kemurniannya dijaga oleh Allah, dan juga ada keterangan dalam Quran bahwa kitab lain telah dirubah oleh umatnya sendiri.

Syar’u man qablana yang boleh dijadikan dalil adalah yang tidak dinasakhkan oleh Quran dan Sunnah dan dapat diyakinkan keasliannya. Keasliannya dapat diketahui yaitu yang dijelaskan dalam Quran dan yang dijelaskan dalam hadits yang shahih.

Contoh syar’u man qablana dalam muamalah yaitu untuk kafalah / dhaman yaitu dalam kisah nabi Yusuf “siapa yang membawa tanda emas dari raja maka boleh membawa makanan dan dijamin oleh nabi Yusuf”.
Meminjam uang atau menjual barang secara tidak tunai dan tidak menuliskannya dibolehkan karena walaupun dalam Quran menganjurkan untuk menulis tetapi dalam hadits dikisahkan nabi terdahulu melakukannya tanpa saksi kecuali saksi Allah sehingga boleh tanpa ditulis dan tanpa disaksikan manusia tetapi disaksikan oleh Allah.
Keduanya merupakan syar’u man qablana karena Quran atau hadits yang menceritakannya dan tidak ada yang membatalkannya.
Contoh: nabi Syuaib sebagai bapak 2 orang gadis ingin menikahkan anaknya kepada nabi Musa jika bekerja untuknya selama 8 atau 10 tahun. Hal ini merupakan dalil ijarah yang merupakan bagian dari syar’u man qablana dan juga dalil untuk menjadi mahar menikahkan anaknya yang dibayar secara tidak tunai.

ISTISHAB

Adalah menetapkan sesuatu menurut keadaan sebelumnya sampai terdapat yang merubahnya.
Contoh istishab dalam muamalat yaitu jika ada pengadilan yang meminta membayar hutang tetapi orang tersebut mengakui tidak berhutang maka dimenangkan tidak mempunyai hutang karena manusia pada dasarnya tidak memiliki hutang, kemudian jika dia mengakui pernah berhutang 9 juta maka menjadi berhutang, dan jika yang memberikan hutang mengatakan 10 juta maka yang dimenangkan adalah yang 10 juta karena lebih kuat.
Maka pada kasus tersebut hukum asalnya manusia sejak lahir tidak berhutang, dan dicari dalil berikutnya yang merubah keadaan asal.
Contoh kasus bank garansi yaitu pada dasarnya hukum muamalah adalah boleh, kemudian dicari apakah ada dalil yang merubahnya yaitu yang menyatakan tidak bolehnya riba jika bank garansinya akan diambil dari pinjaman bank maka feenya berakhir pada riba. Hukum asalnya boleh tetapi karena ada ribanya maka ada larangan riba menjadi haram.
Contoh kasus jual beli online, hukum asalnya muamalah adalah boleh, jika tidak ada ghararnya atau ghararnya dapat diminimalisir dengan menjelaskan spesifikasi barang, maka jika tidak ada gharar tidak ada pula madharat.
Penggunaan dalam muamalat banyak didapatkan dalam kasus sengketa.
Hukum awal dalam istishab adalah dalil aqli, bukan dalil naqli.


BAB CARA PENGAMBILAN HUKUM

Definisi ushul fiqh: dalil2 yang bersifat umum kemudian cara2 mengambil hukum dari dalil2 tersebut.
Ada 3 bagian dalam ushul fiqh:
1. dalil2 yang bersifat ijmaliy (global)
2. cara mengambil hukum dari dalil2 tersebut
3. dalalatul alfaadz yaitu maksud dari lafadz2 dalam bahasa arab yang diketahui maknanya

Kalimat dalam Quran ada yang berupa berita (khabar) ada yang berupa perintah. Khabar mengandung benar dan dusta, sedangkan perintah mengandung perintah untuk meninggalkan (nahy) dan perintah untuk mengerjakan (amr).

AMR & NAHY

Definisi perintah untuk mengerjakan / AMR yaitu tholabul fi’l yaitu tuntutan untuk melakukan sesuatu dari pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah derajatnya, dengan kata2 dalam Quran atau hadits.
Cara mengetahui kalimat menunjukkan perintah yaitu:
1. Adanya shighat fiil amr, kata kerja yang menunjukkan perintah. Contoh fiil amar: iqra’, dhaarib.
2. Tidak ada fiil amar tetapi ada kata2 lam sebelumnya
3. Menggunakan kata2 li yaitu memerintahkan tetapi tidak ada orangnya yaitu memerintah orang ketiga
Hukum asalnya wajib jika tidak ada yang menggantinya.

Beberapa hukum tentang fiil amar:
- Perintah yang mutlak menjadikan yang diperintahkannya menjadi wajib. Contoh: faktubuuhu, jika berhutang maka tulislah. Pada dasarnya wajib menulis transaksi yang tidak tunai atau berhutang dan jika tidak dilakukan berdosa, tetapi ada dalil hadits yang menjadikannya tidak wajib yaitu cerita tentang nabi yang berhutang kepada yahudi dan tidak ada saksi dan tidak ditulis. Tidak menjadi wajib lagi karena ada dalil yang mengeluarkannya dari hukum asalnya.
- Setiap perintah harus dilakukan sesegera mungkin. Contoh: orang yang mampu tetapi menunda membayarnya maka berdosa.
- Setiap perintah cukup dilakukan sekali dan tidak dilakukan berulang2 kecuali ada dalil harus berulang2.
- Perintah setelah larangan tidak berarti wajib. Contoh: QS bila selesai dari ihram maka berburulah, berburu tidak wajib. Contoh QS dilarang mendekati istri bila haid, dan jika selesai gaulilah. Ini tidak wajib karena sebelum perintah ada larangan. Contoh hadits “dulu aku melarang menyimpan daging qurban lebih dari 3 hari, sekarang simpanlah” menyimpannya tidak wajib tetapi boleh karena sebelum perintah ada larangan. Sebaiknya qurban dibagi 3 yaitu disimpan untuk keluarga, dibagikan untuk yang membutuhkan, dan dibagikan untuk yang tidak membutuhkan sebagai hadiah.

Kisi2 UTS: pengertian dan aplikasinya dalam muamalat.

Dosen: Dr. Erwandi Tarmizi, MA

PASCA: Filsafat dan Pemikiran Ekonomi Islam (5) KAJIAN ONTOLOGIS: ISLAMIC WORLDVIEW VS WESTERN WORLDVIEW



KAJIAN ONTOLOGIS: ISLAMIC WORLDVIEW VS WESTERN WORLDVIEW
Falsafah ekonomi dan falsafah pengetahuan dalam Islam.

Value Laten: hubungan kausalitas menjadi basis munculnya mekanisme pasar.
Worldview: the origin of universe and nature of human life
Setiap ciptaan Allah ada unsur kesengajaan dan tidak ada yang tidak sengaja.
Ontologis: hakikat tentang sesuatu
Bagaimana manusia memandang dunia akan berdampak pada penciptaan konsep di bidang ekonomi.
Pandangan dunia berbeda menciptakan pandangan kehidupan yang berbeda pula.
Tentang permasalahan ekonomi: sumber daya alam apakah terbatas atau cukup berlimpah.

Adanya persamaan makna worldview dengan paradigma.

Paradigma
Adalah basic point of view.
Ilmuwan harus memiliki referensi yang authoritative, sehingga tidak terjebak pada subjektifitas dalam melahirkan sebuah pengetahuan tertentu. Authoritative yaitu yang tidak ada lagi bantahan terhadapnya. Ilmu pengetahuan adalah hasil paradigma. Paradigma adalah sesuatu yang melatarbelakangi ilmu pengetahuan. Paradigma memiliki prinsip yang authoritative.
Sebagai muslim maka menjadi basic point of view / guidance principle dalam memandang dunia, akan berdampak pada proses konseptualisasi.


WESTERN WORLDVIEW

-Meninggalkan nilai2 keagamaan, dimulai sejak renaissance/enlightment/the age of reason abad 17-19.
-Memberikan kepercayaan absolut pada akal: yang benar adalah yang memberikan kesenangan.

Keimanan dan intuisi digantikan oleh akal.
Menghasilkan skeptisitas pada Tuhan dan kehidupan kekal: Tuhan sebagai pembuat jam yang membuat mekanisme alam semesta (Newtonian). Hanya membuat dan kemudian membiarkannya berjalan secara otomatis dengan sebab akibat. Kemudian memisahkan / mendikotomikan dunia dengan akhirat dalam pandangan sekularisme. Pandangan sekularisme terlembagakan termasuk dalam ekonomi. Contoh mekanisme pasar yaitu menyerahkan semua pada pasar “let the market adjust”. Jika ada permasalahan pada perusahaan serahkan pada pasar sehingga tercapai solusi dengan sendirinya.
Manusia sebagaimana alam semesta merupakan produk evolusi: hidup diawali dari lahir dan berakhir pada saat kematian. Sehingga timbul perilaku menikmati kehidupan tanpa memikirkan dampaknya.
Natural movement, berdasarkan fisika dan kimia, menghasilkan pemahaman kekuatan pasar.
Tetapi pada prakteknya juga diterapkan penetapan tarif dan kuota, dsb pada perdagangan.

Aliran2 filsafat barat yaitu:
1. Positivisme: jika tidak bisa diamati dan tidak bisa dirasakan maka tidak masuk akal, yaitu yang tidak bisa dibuktikan secara empiris maka dianggap tidak ada. Contoh: tidak percaya jika memberikan akan mendapatkan lebih banyak.
2. Materialisme: penolakan tuhan, benda adalah unsur sesungguhnya dari alam, materi dan kepuasan jasmani adalah nilai terbesar.
3. Determinisme: penolakan adanya jiwa, manusia bersifat pasif yang dipengaruhi oleh fisik, sosial dan psikis yaitu yang dipengaruhi lingkungan eksternal tanpa adanya kekuatan internal (fitrah) pada awalnya. Manusia ditentukan oleh orang lain.
4. Utilitarianisme: baik buruk ditentukan oleh kesenangan dan kesusahan, jika senang maka baik dan jika susah maka buruk. Memaksimalkan pendapatan dan memuaskan keinginan.

Masyarakat abad 20 tidak sepenuhnya mengikuti pemahaman tersebut, dan selalu berevolusi, dengan adanya scientific paradigm. Muncul shifting paradigm yaitu dengan adanya pemikiran2 baru yang berbeda dengan pemikiran2 yang disebutkan sebelum ini. Contohnya yaitu ajaran humanism. Pada saat terjadi shifting paradigm ini terjadi kemungkinan untuk beririsan dengan ajaran Islam, dan kembali merapat pada nilai2 etika. Contoh praktek: di korporasi munculnya benefit corporation, adanya isu ethical finance yang kemudian menjadikan ekonomi Islam dapat diterima di beberapa Negara, gerakan kembali ke rumah yaitu untuk memunculkan keharmonisan dengan keluarga, dll.

Ekonomi Islam seharusnya tidak hanya membahas dalam aspek aksiologis, tidak hanya ikut2an dengan barat. Contohnya dalam pembahasan wealth management dan ditambah dengan “Islamic”, hal itu hanya berada dalam tataran aksiologis. Adapun seharusnya menarik dari awal yaitu dalam tataran epistemologis bahkan dalam tataran ontologis. Contoh: kata2 kekayaan dalam pembahasan wealth management ditarik ke tataran ontologis yaitu mencari sumbernya dalam tradisi ajaran Islam dan menemukan istilah yang lebih baik yaitu al maal (harta, *pengelolaan harta). Contoh: substansi manajemen risiko dalam kisah Nabi Yusuf as dalam menghadapi 7 tahun masa panen yang diikuti dengan 7 tahun masa kekeringan. Membedakan antara risiko bisnis dengan risiko yang dijadikan cara untuk mencari keuntungan (spekulasi).
Literatur yang ada tentang prinsip2 ekonomi Islam seharusnya tidak dianggap sebagai sesuatu yang sudah final, tetapi membuka peluang untuk review dan pengembangan serta membawanya ke tataran praktek. Pentingnya riset yaitu memperbaiki yang rusak dan mengembangkan yang baik.
*Catatan dari economic hitman yaitu dengan cara membuat negara2 dunia ketiga terbelit hutang dan kemudian mengambil sumber daya alam nyatanya menjadi keuntungan bagi “the Feds”, yaitu menjebak dengan pasar keuangan untuk mengambil asset riilnya.

Filsafat barat mulai abad 17 tersebut memunculkan ekonomi sekuler yaitu mencabut ekonomi dari etika (pareto optimum concept).
Pendekatan positif yang membahas “what is” dan jauh dari pembahasan what ought to be.
Tetapi pada abad 20 sudah muncul kritisi2 untuk ekonomi kapitalis tersebut oleh kapitalis modern, sehingga muncul kapitalis religious seperti adanya triple bottom line dalam pengukuran kesuksesan suatu perusahaan.

Scientific paradigm dimulai dengan komunitas ilmiah yaitu yang melihat permasalahan yang ada secara empiris dan mengamati serta mencari apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya sehingga menghasilkan kritisi atas sistem yang sudah ada.
Konsep Islamic worldview telah ada lengkap dengan segala macam scientific worldviewnya di segala bidang, tugas muslim untuk menurunkan pandangan hidup Islam tersebut menjadi praktek2 di berbagai macam bidang. Yaitu menghasilkan keilmuan yang rumit, tetapi menjelaskannya dengan bahasa yang dapat dimengerti dengan baik. Menggunakan pendekatan deduksi dan induksi. Contoh: kata2 pemberdayaan yaitu tamkin dan empowerment. Pendekatan deduksi dari pesan2 Quran untuk menjadikannya dapat dipraktekkan di berbagai bidang kehidupan.
Tambahan mencari bacaan2 tentang produk ekonomi kapitalis religious tersebut.
Bahasa pembahasan ilmu barat (scientific paradigm) itu adalah proses pertumbuhan menuju kematangan / kedewasaan, sedangkan dalam Islam sudah ada petunjuk yang matang tetapi harus diturunkan dan dikembangkan ke tataran yang lebih detil dan praktis, serta menjadi konsep yang baku. Contoh ayat terpanjang dalam Quran yaitu Al Baqarah: 282 berbicara tentang masalah hutang yang bersifat sosial harus dicatat, substansinya yaitu yang sosial saja harus dicatat apalagi yang bersifat bisnis hal ini membahas tentang akuntasi dan mitigasi risiko kerugian pihak institusi dari kesengajaaan pihak nasabah untuk melakukan moral hazard.
*catatan pandangan untuk latar belakang tesis

Worldview terkait bidang ekonomi yaitu menjawab pertanyaan2 mendasar dan kemudian jawabannya menghasilkan konsep yang membawa kesejahteraan manusia secara keseluruhan (rahmatan lil alamin) dan tidak hanya keuntungan bagi sebagian orang saja seperti yang terjadi pada sistem kapitalisme awal.

Dosen: Dr. Yulizar D. Sanrego, M.Ec.

PASCA: Ekonomi Makro Islami (4) Pasar Barang dan Pasar Uang



PASAR BARANG DAN UANG
(GOODS MARKET AND FINANCIAL MARKET)

Pengukuran pendapatan nasional berdasarkan:
1. Produksi: hasil akhir yang sudah ada added-valuenya, contoh: hasil furniture dari rotan, semen yang sudah jadi
2. Pendapatan: labor (tingkat upah/wages), capital (tingkat interest), skill (tingkat profit), land (nilai sewa)
3. Pengeluaran:
output sebuah Negara dalam bentuk GDP dan GNP. GDP semua pengeluaran di suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan territorial: yang diproduksi di Indonesia baik dilakukan oleh orang Indonesia maupun orang asing. GNP adalah pendekatan nationality yang tidak terhalang oleh wilayah maka pendapatan barang dan jasanya walaupun dilakukan diluar negaranya tetap dimasukkan kedalam GNPnya. GDP lebih banyak digunakan oleh Negara berkembang dan GNP banyak digunakan oleh Negara maju. Negara maju melihat kontribusi warganya terhadap ekonomi. Klasifikasi Negara maju, berkembang, dan miskin dilihat dari pendapatannya. Pengukuran income perkapitanya adalah GDP dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia perkapita. Contoh pendapatan perkapita Indonesia $3500 per tahun. Pendapatan perkapita di satu sisi dapat menggambarkan tingkat kemakmuran suatu Negara, tetapi tidak dapat menggambarkan secara detil, hanya secara komprehensif. Tingkat disparitas antara yang kaya dan yang miskin digambarkan dengan GINI ratio. Contoh kenaikan pendapatan tingkat middle di Indonesia diikuti dengan kenaikan GINI ratio menggambarkan bahwa belum ada perbaikan kesejahteraan yang signifikan di masyarakat.
Konsep HDI (human development index) untuk mengukur kesejahteraan suatu Negara yaitu diukur dari tingkat pendidikan, kesehatan, dan pendapatannya. Konsep ini lebih mendekati realitas dalam mengetahui kesejahteraan disbanding GDP dan GNP.

Jika ingin mengukur tingkat kesejahteraan suatu Negara dengan pendekatan yang lebih Islami. Contoh yaitu menggunakan:
1. Pendekatan Ibnu Khaldun yang kemudian dikembangkan oleh Umer Chapra.
2. Pendekatan maqashid syariah: melindungi keluarga, jiwa, harta,: bagaimana cara mengukurnya dengan baik dan menjadikannya sebuat pengukuran yang baik. Jika dapat dilakukan maka akan dapat mengukur tingkat kesejahteraan dengan perspektif yang lebih riil.

Salah satu cara menghitung pengeluaran nasional yaitu dengan menghitung Y=C

Y=C+I
Langkah pertama yaitu melihat tingkat perekonomian berbasis pada 2 sektor yaitu konsumsi dan investasi saja, tanpa unsur pengeluaran pemerintah dan ekspor impor.

C=f(Yd)
C=Co + CYd
CYd = Y-T
Konsumsi adalah fungsi dari disposable income.
Konsumsi yang siap bisa langsung dikonsumsi karena sudah dikurangi dengan nilai tax.
Autonomus consumption adalah konsumsi yang harus ada walaupun tidak ada kenaikan pendapatan yaitu batas minimum konsumsi seorang individu.
Nilai C sangat berpengaruh pada tingkat pendapatan dan tingkat pajak yang dikeluarkan.
C dan Y memiliki hubungan positif yaitu ketika tingkat pendapatan naik maka tingkat konsumsi naik. Nilai pendapatan dan pajak yang mempengaruhi kenaikan konsumsi.

Kemudian memasukkan pengaruh zakat kedalam persamaan tersebut.
Y=C=Z
Contoh bagi fakir yang mendapatkan zakat sama dengan nilai pendapatannya yang kemudian menjadi pengeluarannya maka nilai zakat sama dengan pendapatan dan sama dengan konsumsi.
Contoh bagi miskin C=Y+Z

Jika dimasukkan kedalam persamaan maka akan menaikkan konsumsi agregat, zakat mendorong dan menstimulus kenaikan konsumsi.
Fungsi yang mempengaruhinya adalah pendapatan dan pajak, dalam pengendalian fiskal Negara maka kebijakan pajak dan belanja yang akan disesuaikan dengan kebutuhan.

Faktor kedua yaitu investasi. (Y=C+1)
Investasi dengan interest rate mempunyai negative relationship. Ketika tingkat suku bunga turun maka tingkat investasi naik. Jika Negara menetapkan tingkat suku bunga dan tidak menetapkan operasionalnya di lembaga keuangan dapat menyebabkan uang menjadi komoditas tersendiri dan digunakan untuk spekulasi, kredit, dan menimbun kekayaan. Kaum dinar menganggap selama masih ada fiat money tidak dapat bebas dari riba.
Contoh yaitu jika tingkat suku bunga digunakan untuk mengontrol tingkat investasi. Seharusnya tingkat suku bunga hanya digunakan untuk membuat stabilisasi perekonomian.
*note baca lebih lanjut tentang perbedaan usury dengan interest

Instrumen yang digunakan secara Islami yaitu untuk menggantikan tingkat suku bunga di lembaga keuangan dan menggunakan tingkat bagi hasil. Tetapi belum dapat dibuktikan bahwa tingkat bagi hasil dapat mengatur stabilitas perekonomian.

Keseimbangan di pasar barang mencerminkan tingkat pendapatan berbanding dengan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga dapat digunakan untuk menentukan apakah Negara ingin menaikkan atau menurunkan pendapatannya. Ketika inflasi meningkat maka tingkat suku bunga, ketika pendapatan menurun maka tingkat suku  bunga akan naik.
Keynes menggunakannya untuk menggambarkan keseimbangan di pasar barang, yang sudah termasuk konsumsi dan investasi.
Jika T tax meningkat maka tingkat pendapatan nasional turun dengan asumsi tidak terjadi perubahan pada tingkat suku bunga. Pergerakan sepanjang kurva IS sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, tapi pergeseran kurva IS dipengaruhi oleh tingkat pajak. Semakin tinggi pajak maka output suatu Negara akan berkurang.
Jika r tingkat suku bunga diganti dengan profit sharing / bagi hasi maka kurvanya berbeda karena tingkat bagi hasil berbanding lurus dengan tingkat pendapatan nasional.
Suku bunga memiliki hubungan negative dengan tingkat pendapatan nasional dan dengan tingkat investasi.

Perbedaan konsep Islami yaitu diambil dari mikro untuk ditarik ke Negara / makro, sedangkan konsep Keynes memang dirancang secara makro yaitu pemerintah dituntut untuk membenahi pasar. Tax merupakan salah satu bentuk government intervention, yaitu ketika terjadi deficit dan tidak ingin merubah tingkat belanja maka dinaikkan pajak. Sedangkan bagi hasil diawali dari instrument keuangan. Dalam konsep baitul mal maka lembaga otoritas fiskal dan moneter tidak terpisah tetapi fungsinya saja yang berbeda, kebijakan moneter seharusnya menjadi penopang kebijakan fiskalnya yang keduanya terjadi di satu lembaga sehingga terkendali oleh pemerintah. Saat ini kebijakan moneter dipegang oleh BI dan kebijakan fiskal dipegang oleh Kementrian Keuangan.

Jika emas digunakan untuk membackup perdagangan antar Negara akan dapat meningkatkan perdagangan Negara dan memperkuat mata uangnya sehingga mengurangi intervensi kekuatan asing. Contoh penggunaan sistem bretton woods yang dulu pernah dipraktekkan. Bank sentral menggunakan kebijakan moneter untuk memperkuat pergerakan perdagangan riil. Sistem emas seperti ini yang diharapkan dapat dipraktekkan, bukan penggunaan emas untuk transaksi individu di tingkat mikro.
Prakteknya adalah dengan melibatkan bank di Negara masing2 kemudian bank sentral (contoh: BI) dan bank custodian (contoh:IDB) untuk melakukan transaksi antar negaranya.
*note baca lebih lanjut tentang peran bank kustodian dan bank sentral dalam proses ekspor impor

Dosen: Dr. Handi Risza Idris

PASCA: Metodologi Penelitian (5) Langkah Penyusunan Kuesioner



CATATAN TUGAS PROPOSAL METOLIT

OPTIMALISASI PROPERTI SEBAGAI BAGIAN DARI PORTOFOLIO INVESTASI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM

OPTIMALISASI PROPERTI SEBAGAI BAGIAN DARI PORTOFOLIO INVESTASI PRIBADI DALAM PENGELOLAAN HARTA ISLAMI

*business plan yang benar2 baru tidak bisa dijadikan penelitian, yang bisa adalah mengubah suatu bagian yang kurang dari suatu model yang sudah ada

Latar Belakang
*yang seharusnya dari dalil nash, dan dari dalil teori, dibenturkan dengan realita

Rumusan Masalah

Tujuan
*tujuan menjawab permasalahan

Manfaat
*manfaat bagi berbagai kalangan

Desain
*deskriptif, komparatif, asosiatif & kuantitatif, kualitatif



CATATAN 5

Contoh kuesioner tentang kepuasan terhadap unsur pelayanan berisi 14 pertanyaan yang diisi oleh 40 orang. Nilai akhir sebesar 74.07
Hasilnya harus dites apakah valid dan reliable, membutuhkan wasit untuk menentukan hubungan antara pertanyaan dengan tujuan penelitian. Apakah pertanyaan yang ada di kuesioner berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Untuk penelitian kuantitatif: interview, kuesioner, observasi, lebih dalam lagi menggunakan index interview.
Interview dapat terstruktur dan pertanyaan diarahkan, yang tidak terstruktur dapat menggali lebih dalam tetapi butuh waktu lebih banyak. Kuesioner dengan wawancara atau penyebaran angket. Observasi dibutuhkan untuk memperluas pertanyaan, yang kemudian dapat dijelaskan kondisi lapangan untuk memperkaya pembahasan permasalahan. Focus group discussion dengan memanggil orang2 ahli di bidang penelitian yang dilakukan dan dibenturkan dengan permasalahan yang dihadapi sehingga bahasannya akan lebih kaya karena tidak hanya memandang dari sudut pandang keahlian peneliti saja.
Kerangka Teori untuk mengeluarkan kuesioner: Tinjauan pustaka -> kerangka teori -> variabel -> kuesioner
Dari teori yang umum kemudian memilih variabel yang cocok untuk digunakan di penelitian yang kita kerjakan. Sehingga pertanyaan kuesioner unik untuk masing2 penelitian walaupun topiknya mirip. Uji validitas pertanyaan dapat dites dengan SPSS.

Tugas: menyiapkan tinjauan pustaka untuk proposal dan jurnal, menyiapkan proposal penelitian. Jurnal yang sesuai dengan topik, dilihat kerangka teorinya dan memilih variabel2nya. Setelah uts presentasi jurnal yang sesuai dan kemudian presentasi proposal. Target utamanya adalah proposal dapat dilanjutkan, jika tidak dilanjutkan maka pengalaman membuat proposal. 2 pekan dari sekarang, resumenya sudah disiapkan dan setelah uts akan mempresentasikan summary reading.

Mengukur variabel, ada 2 macam cara untuk mendapatkan data:
1. Pertanyaan langsung atau diukur langsung: berupa pertanyaan yang sudah jelas jawabannya
2. Tidak langsung yaitu tentang persepsi, dsb: yang hasilnya harus ada konsistensi jawaban responden

Kerangka Teori
Contoh: topik perbankan syariah
Topiknya luas dan banyak permasalahan yang dapat ditemukan: contoh permasalahan bank syariah tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Diambil dari beberapa sudut pandang yaitu yang belum banyak dilihat oleh peneliti lain dan dapat diselesaikan.
Langkah: menemukan permasalahan utama, kemudian melihat dari perspektif mana dapat diselesaikan permasalahan tersebut, mengumpulkan literatur dan mencari variabel yang cocok.

Masalah besar dan mungkin untuk diselesaikan -> mengumpulkan literatur untuk mencari sisi yang unik

Contoh topik: perbankan syariah -> kurang berkembang -> dilihat dari sisi daya saing -> terdiri dari kualitas dan harga
Mengumpulkan literatur terkait dan mengumpulkan variabel yang akan digunakan

Pertanyaan yang diajukan seharusnya yang tidak membuat responden berpikir keras karena waktunya singkat dan jawabannya harusnya dapat disampaikan dengan cepat.

Untuk menghindari responden menjawab asal maka pertanyaan yang terlalu menguras energi harus ditentukan diletakkan di nomor berapa dan bisa juga memasukkan pertanyaan2 relaksasi atau pertanyaan dummy untuk merefresh ingatan responden tetapi pertanyaan2 tersebut tidak harus diproses. Peneliti harus memahami aspek sosiologis responden dan latar belakangnya apakah yang mengerti atau awam.
Pertanyaan harus berkaitan dengan variabel.

Perbedaan skripsi dengan tesis: skripsi itu untuk apa dan tesis itu mengapa yaitu untuk memperdalam jika ada gap antara teori dengan praktek harus diketahui alasannya dan dijawab.
Hasil penelitian merupakan rekayasa atau tidak dapat diketahui . Pertanyaan tidak boleh bersifat leading, dan tidak bersifat independen atau tidak objektif karena tujuan kuesioner adalah untuk mendapatkan data realita.

Kuesioner harus diuji yaitu: persepsi peneliti dipahami oleh responden.
Harus dihindari adanya pertanyaan yang:
- ganda dalam 1 kalimat
- sulit didefinisikan
- membuat responden berpikir keras
- mengarahkan untuk jawaban tertentu
- dapat membangkitkan emosi
- terlalu panjang

Kuesioner:
-pendahuluannya harus baik: menjelaskan kenapa kuesioner dibuat: topik, dan permasalahannya dijelaskan
-pertanyaannya terorganisir dikelompokkan berdasarkan variabel
-informasi sensitif diletakkan dibagian akhir
-sebelum disebarkan diuji dulu dengan grup kecil, dan harus ada yang mereview pertanyaan

Pengujian kuesioner:
Pertanyaan harus sesuai dengan persepsi umum, mendefinisikan pertanyaan2 yang berdasarkan definisi
Sample harus diperlebar sehingga hasil dapat digeneralisir.
Bagaimana mendapatkan data yang sesuai dengan keinginan dan apakah sesuai dengan hipotesa.
Apakah pertanyaan sesuai dengan variabel, menentukan kualitas data yang didapatkan apakah kondisi apa adanya dari sample yang diambil. Tidak boleh ada pertanyaan yang tidak sesuai dengan teori.
Tujuan hipotesa dan tujuan kualitas data berbeda, data yang berkualitas belum tentu sesuai dengan hipotesa tetapi harus menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Menilai kualitas : VALIDITAS & RELIABILITAS
Menggunakan statistik: menggunakan uji yang sifatnya kuantitatif dan memastikan data yang didapatkan valid dan reliable.
Jika ada pro dan kontra apa yang paling banyak dan alasannya apa.
Desain:
Skala pengukuran: setuju apa tidak setuju: dengan kata2 atau dengan angka: ordinal/kategorial menggunakan statistic nonparametric, parametric harus digunakan interval: sesuatu yang bersifat interval (setuju, tidak setuju, dll) dirubah menjadi ordinal yaitu angka
Instrumen reliable jika jawabannya konsisten yaitu jika pertanyaan yang berbeda tetapi isinya sama maka jawabannya akan konsisten.

Langkahnya:
1.Kajian pustaka
2.Kerangka teori
3.Variable
4.Buat pertanyaan

Teknisnya:
1.Konstruk: batasan variabel
2.Menentukan faktor2nya
3.Membuat pertanyaan2nya

Pertanyaan dapat berbentuk pernyataan yaitu menjelaskan pernyataan apakah setuju atau tidak sehingga dapat menggambarkan apakah responden mengerti dengan suatu konsep.

Minggu depan: praktek spss dan penentuan sampling dan bias


CATATAN TUGAS PRIBADI

Topik: investasi pribadi
Permasalahan: kurang optimal menghasilkan keuntungan baik bagi investor maupun bagi masyarakat



Dosen: Dr. Eng. Saiful Anwar SE, MSi Ak