Tuesday, August 18, 2015

Pasca: Metodologi Penelitian Kualitatif

Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta, Indonesia: Kencana, Prenada Media Group. DESAIN PENELITIAN KUALITATIF: A. SUBSTANSI DESAIN PENELITIAN Format desain penelitian kualitatif secara teoretis berbeda dengan format penelitian kualitatif, namun perbedaannya terletak pada kesulitan di dalam membuat desain penelitian kualitatif itu sendiri karena umumnya penelitian kualitatif yang tidak berpola. Kesulitan membuat desain penelitian kualitatif disebabkan antara lain: (1) desain penelitian kualitatif itu adalah peneliti sendiri, sehingga penelitilah yang paham pola penelitian yang akan dilakukan, (2) masalah penelitian kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga sulit membuat kesamaan desain penelitian yang bersifat umum, karena itu cenderung desain penelitian kualitatif bersifat kasuistik, (3) ragam ilmu sosial yang variannya bermacam-macam sehingga memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda pula terhadap metode penelitian kualitatif. INFORMAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA KUALITATIF MENENTUKAN INFORMAN DENGAN PROSEDUR PURPOSIF Adalah salah satu strategi menentukan informan yang paling umum di dalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian tertentu, misalnya; penderita HIV, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, dokter, dan dosen. Contoh dari penggunaan prosedur purposif ini adalah antara lain dengan menggunakan key person. Ukuran besaran individu key person atau informan, yang mungkin atau tidak mungkin ditunjuk sudah ditetapkan sebelum pengumpulan data, tergantung pada sumber daya dan waktu yang tersedia, serta tujuan penelitian. Dengan kata lain besaran key person yang digunakan sebagai informan disesuaikan dengan struktur sosial saat pengumpulan data dilakukan. Kunci dasar penggunaan prosedur ini adalah penguasaan informasi dari informan dan secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci di dalam proses sosial selalu langsung menguasai informasi yang terjadi di dalam proses sosial itu. Ukuran sampel purposif sering kali ditentukan atas dasar teori kejenuhan (titik dalam pengumpulan data saat data baru tidak lagi membawa wawasan tambahan untuk pertanyaan penelitian). Namun informan berikutnya akan ditentukan bersamaan dengan perkembangan review dan analisis hasil penelitian saat pengumpulan data berlangsung. METODE WAWANCARA MENDALAM Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.