Wednesday, February 8, 2017

Penelitian: Kuliah Umum Metolit Kualitatif

Kuliah Umum Pascasarjana STEI Tazkia
Penggunaan Metode Kualitatif untuk Penelitian Bidang Ekonomi Islam

Paradigma, dipahami dengan 4 hal: … (dalam file presentasi)

Positivisme identik dan cenderung dengan metode kuantitatif. 3 penelitian lain identic dengan kualitatif. Penelitian diusahakan menggambarkan keinginan sendiri, tetapi harus disertai dengan alasan yang ilmiah.

Positivisme: paradigma mainstream saat ini menggunakan realitas sosial yang obyektif, sudah biasa. Hakikat manusia adalah makhluk rasional yang mengetahui informasi dan dapat memutuskan sesuai informasi yang dimiliki. Ilmu pengetahuan dicari dengan prosedur ketat, contohnya harus prosedur sem. Dicari dengan deduktif, nomothetic, bebas nilai; nomothetic dapat disimpulkan, bebas nilai yaitu tanpa komentar negatif atau positif, hanya menyampaikan fakta.

Interpretivisme: realitas sosial subyektif. Manusia yang menciptakan dunia dan memberikan maknanya sendiri. Ilmu pengetahuan lokal tidak dapat digeneralisir, tidak bebas nilai, menemukan makna. Tidak bisa digunakan untuk mewakili, memprediksi, dsb. Realitas hanya mengukur yang fisik dan psikologis yang dapat diukur.

Kritikal: realitas sosial obyektif dan subyektif. Contoh kritikal adalah feminism. Paradigma ini berasal dari ketidakadilan dan mengkritisi.

Posmodernisme: realitas konstruktif. Contoh judul dekonstruksi pemikiran x mengenai sesuatu. Teori, penjelasan, dsb dikritisi. Contoh penggunaan skala likert peluncuran minuman jenis baru pada orang2 dengan budaya yang tidak berani menolak secara terus terang. Posmodernisme menembus batas: contohnya mengkritisi istilah akuntansi menggunakan sudut pandang linguistic ditambah dengan psikologis atas Bahasa.

Metaparadigma: ketika melakukan penelitian kuantitatif, gunakan sudut pandang kuantitatif. Ketika melakukan penelitian kualitatif, gunakan sudut pandang kualitatif. Pengklasifikasian harus disertai penjelasan yang memadai.

Ekonomi positif: apa adanya. Ekonomi normatif: yang seharusnya. Tindakan ekonomi juga harus dilakukan dengan art.
Studi Islam terdiri dari teologik, interdisipliner, integrasi wahyu dan ilmu.
Ekonomi Islam seharusnya bagian dari ilmu yang merupakan integrasi wahyu dan ilmu.
Kebenaran yang dihasilkan adalah kebenaran manusia yang berusaha mendekati kebenaran absolut walaupun tidak akan pernah mampu dicapai.
Kuantitatif: banyak tapi tidak dalam. Kualitatif sedikit tapi mendalam. Penelitian ilmiah kualitatif tetap harus menyampaikan dan menyajikan fakta tanpa komentar yang menggeneralisir. Mixed method dibolehkan. Kuantitatif detil di proposal, sudah ada jawaban sementara. Sementara di kualitatif, sebaiknya menghindari hipotesa dan usahakan melakukan wawancara secara tidak terstruktur tetapi dengan tujuan untuk menggali fakta yang sebenar-benarnya. Tidak ada hipotesa agar dapat membuka pandangan terhadap penemuan baru.
Penelitian pustaka: pada skripsi, tesis, dan stand alone literature. Contoh menggambarkan dan membandingkan fenomena sosial di suatu wilayah tertentu.
Contoh penelitian ekonomi Islam: perilaku produksi, perilaku konsumsi, distribusi kesejahteraan, perilaku bisnis, lembaga keuangan perbankan.
Paradigma dan etika ekonomi Islam: kesatuan (unity, tauhid), keseimbangan (equilibrium, adl), kebebasan (free will, khalifah), tanggung jawab.

Dr. Asfi Manzilati, SE., ME.

No comments: