Sunday, November 6, 2016

Makin makmur, makin pintar, makin religius

Empat Sosok Muslim Indonesia dan Personifikasi Merek


Matriks
Vertikal from low functional / emotional value to high: duniawi, product benefit
Horizontal from low spiritual value to high: akhirati, compliance to

Islamic values

1. Apathist: low duniawi, low akhirati
2. Rationalist: high duniawi, low akhirati
3. Conformist: low duniawi, high akhirati
4. Universalist: high duniawi, high akhirati

1. Apathist
low duniawi, low akhirati
"Emang gue pikirin"
Sosok ini adalah tipe konsumen yang memiliki pengetahuan, wawasan, dan sering kali tingkat kesejahteraan ekonomi yang masih rendah. Di samping itu, konsumen ini memiliki kepatuhan dalam menjalankan nilai-nilai Islam yang juga rendah. Konsumen ini apatis dan cenderung mengatakan "emang gue pikirin". Hal ini bisa dimengerti, karena mereka ini pada umumnya masih bergumul dengan basic needs. Wawasan yang terbatas, dan sumber ekonomi yang tidak terlalu berlebih terkadang membuat mereka merasa bahwa pilihan produk yang bisa mereka dapatkan sangat terbatas. Terkadang mereka berkata "Jangankan mencari yang halal, mencari yang haram saja sulit."

2. Rationalist
high duniawi, low akhirati
"Gue dapat apa?"
Sosok ini adalah tipe konsumen yang memiliki pengetahuan, open-minded, dan wawasan global, tetapi memiliki tingkat kepatuhan pada nilai-nilai Islam yang lebih rendah. Mereka sangat kritis dan pragmatis dalam melakukan pemlihan produk berdasarkan parameter kemanfaatannya. Manfaat yang mereka cari mencakup manfaat fungsional maupun emosional. Di sisi lain, terkadang mereka memandang bahwa ritual agama sebagai hal yang "kuno" dan ketinggalan zaman. Terdapat kecenderungan segmen ini ingin dianggap pintar atau cerdas sehingga promosi yang bersifat menggurui terutama jika berisi dengan dalil-dalil agama cenderung tidak membuat mereka tertarik.

3. Conformist
low duniawi, high akhirati
"Pokoknya harus Islam"
Sosok ini adalah tipe konsumen muslim yang umumnya sangat taat beribadah dan menerapkan nilai-nilai Islam secara normatif. Karena keterbatasan wawasan dan sikap yang konservatif/tradisional, sosok konsumen ini cenderung kurang membuka diri (less open-minded, less inclusive) terhadap nilai-nilai di luar Islam khususnya nilai-nilai Barat. Sosok conformist yang ekstrim terbentuk oleh doktrin yang kuat mengenai ancaman bahaya budaya di luar budaya Islam terhadap akhlak dan juga keimanan. Bagi mereka hidup di akhirat yang merupakan hidup yang panjang pantas diperjuangkan sehingga terkadang mereka ikhlas jika harus menderita di dunia karena itu hanya sementara saja. Bagi mereka, penilaian manusia atau orang lain tidak penting. Sebagai orang tua, mereka pada umumnya bersifat otoriter dan berbicara satu arah dengan asumsi orangtua lebih paham dari anak-anak.

4. Universalist
high duniawi, high akhirati
"Sosok konsumen muslim ini di satu sisi memiliki pengetahuan / wawasan luas, pola pikir global, dan melek teknologi; namun di sisi lain secara teguh menjalankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam secara substantif, bukan normatif. Mereka lebih mau menerima perbedaan dan cenderung menjunjung tinggi nilai-nilai yang bersifat universal. Mereka biasanya tidak malu untuk berbeda, tetapi di sisi lain mereka cenderung menerima perbedaan orang lain. Singkatnya mereka adalah sosok yang toleran, open-minded, dan inklusif terhadap nilai-nilai di luar Islam. Konsumen ini sangat religius namun juga sangat rasional, dan mampu memberikan penilaian apakah sebuah produk Islami atau tidak. Sosok ini dilihat sebagai sosok yang seimbang dalam menggapai sukses duniawi dan sukses di akhirat. Umumnya segmen ini menganggap bahwa urusan duniawi juga merupakan sarana untuk mencapai kesuksesan di akhirat, kesuksesan dunia dan akhirat bukan dua kata yang terpisah dengan kata "atau", melainkan terhubung dengan kata "dan".

Sumber:
Yuswohadi, Dewi Madyani, Iryan Ali Herdiansyah, Ikhwan Alim (2014) Marketing to the Middle Class Muslim: Kenali Perubahannya, Pahami Perilakunya, Petakan Strateginya. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

No comments: