Saturday, September 27, 2014

PASCA: Manajemen Harta (6) Wealth Accumulation: Investasi

Wealth Accumulation: Investasi Real Estate Tanah yang tidak dimanfaatkan termasuk kategori aset yang tidak dimanfaatkan dan dalam Islam harta harus dioptimalkan dan jangan memakan harta yang tidak diusahakan, serta tidak mengkonsumsi yang lebih dari kebutuhan. Lahan yang tidak dimanfaatkan termasuk yang tidak diperbolehkan dalam Islam melainkan harus digunakan oleh siapapun yang bisa memanfaatkannya dengan perjanjian yang jelas antara pemilik tanah dengan pihak yang memanfaatkannya agar tidak terjadi perselisihan di masa yang akan datang. Di sisi lain pengelola harta tidak boleh mengambil manfaat dari barang yang dikelolanya jika merupakan harta titipan. Tetapi boleh jika dilakukan dengan perjanjian yang jelas untuk berbagi hasil misalnya dengan akad musyarakah atau mudharabah. Secara umum investasi pada real estate termasuk sulit karena harus dipertimbangkan jangka panjangnya dan harus dapat mengetahui site plan atau rencana tata kota. Faktor utama dari investasi real estate adalah lokasi. Investasi ini terbagi dua jenis yaitu direct dan indirect. Tanah juga harus dicek secara berkala untuk surat menyuratnya karena tidak dapat dicek apakah ada yang menduplikasi atau tidak. Badan Pertanahan Nasional hanya dapat mengecek apakah surat terdaftar atau tidak. Tindakan preventif adalah mengecek apakah ada duplikasi atau tidak jika tanah tersebut dibiarkan kosong. Property yang dipakai tidak ada zakatnya sedangkan property yang tidak dipakai oleh pemiliknya tetapi disewakan ada zakatnya yang dikenakan atas hasil sewa, sedangkan yang tidak dipakai serta tidak disewakan maka akan terkena zakat mal tahunan jika mencapai nishab dan haul. Investasi property harus mempertimbangkan lokasi, pembiayaan, dan timing yang tepat agar dapat mendapatkan return yang optimal. Emas Fungsi-fungsi emas yaitu sebagai alternative immediate cash, digunakan untuk menyimpan harta / reserve, untuk tabungan, untuk modal kerja. Penggunaan untuk modal kerja adalah pengusaha memiliki dana tunai dan dibuat deposito kemudian dijadikan cash collateral dan mendapatkan dana dari bank 70-80% dan diputarkan untuk usahanya dan hasil usaha digunakan untuk membayar bunga sehingga mendapatkan tambahan dana dan dana aslinya tetap menjadi miliknya. Sistem seperti itu juga dapat digunakan untuk emas dengan menggadaikan emas dan dana gadai emas digunakan untuk usaha dan hasilnya digunakan untuk membayar gadai emas. Sistem seperti ini sempat dijadikan spekulasi dengan mencicil emas dan kemudian digadaikan lagi untuk digunakan usaha tetapi saat ini dibatasi LTV (loan to value) sebesar 70% dan maksimal 250juta. Beberapa pihak menganggap emas sebagai investasi sedangkan fungsinya sebenarnya lebih tepat dianggap sebagai preservation atau hedging yaitu lindung nilai karena nilainya yang tidak berubah dan tidak terkena inflasi yang dicontohkan dengan harga kambing sejak zaman Rasulullah hingga sekarang tetap senilai 1 dinar. Pengguna pertama mata uang dinar adalah kerajaan Romawi dan pengguna mata uang dirham adalah kerajaan Persia dan mendapat persetujuan dari Rasulullah. Investasi Lainnya 1. Mata Uang Investasi di mata uang termasuk spekulasi, kecuali memang membutuhkan mata uang asing untuk pembayaran di masa mendatang yang telah ada kewajibannya. 2. Logam Mulia: emas, platinum, palladium, rhodium 3. Batu Mulia / precious stone: berlian, safir, zamrud, dsb. 4. Barang koleksi / collectibles: art, comic, dst. Resiko adalah calculated, jika uncalculated itu termasuk spekulatif yang tidak dibolehkan. Melakukan investasi tanpa menguasai lebih dulu ilmunya akan termasuk spekulasi dan ini merupakan salah satu manfaat wealth management untuk memberikan edukasi pada client sehingga tidak menjadi salah satu bagian dari spekulasi lagi. Dosen: Ir. Ino Sutrisno, MBA, CWM

PASCA: Manajemen Investasi (6) Performance Evaluation

Manajemen dan Pengukuran Kinerja Portofolio Menilai portofolio seperti reksadana yang dimiliki untuk dibandingkan dengan pasar seperti JII apakah lebih baik atau lebih buruk baik dari sisi return, dsb. Pengukuran kuantitatif menggunakan berbagai metode. Pendekatan investasi aktif harus selalu melakukan monitor dan melakukan perubahan jika ada yang kurang perform dibanding yang diharapkan dan mengganti dengan investasi lainnya. Pendekatan aktif ini menggunakan analisis teknikal yaitu melihat pergerakan investasi yang dimiliki per periode jangka pendek seperti per bulan, tidak untuk jangka panjang. Pendekatan investasi pasif hanya mengikuti pergerakan setelah dibentuk portofolionya. Manajemen portofolio: membuat standarisasi yang dapat diikuti semua investor. Proses manajemen portofolio syariah: 1. Membuat kebijakan investasi: agresif, moderat, konservatif ; berapa expected returnnya 2. Syariah screening untuk saham, sukuk, reksadana, sektor riil (emas, property, perkebunan, dll) Review secara detil: company profile (manajer investasi, isinya apa saja, umurnya berapa, history) Financial analysis baik secara teknikal maupun fundamental. Coassessment Apakah dananya tersedia dan harganya sesuai? 3. Memilih saham apa saja isinya 4. Alokasi aset: berapa bobot investasi untuk masing-masing produk? 5. Monitoring: bisa per bulan, per 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Purification of earning: mengeluarkan zakatnya bila telah mencapai nishab. Semua hal dilakukan secara terus menerus: continuous improvement & re-evaluation. 1. Mengidentifikasi tujuan, hambatan, dan preferensi 2. Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi 3. Memonitor kondisi pasar, campuran aset, dan kondisi investor: bagaimana kondisi pasar seperti Negara dengan segala kebijakannya, pertumbuhan ekonomi antara 5,5 – 7 (growth). Kondisi investor yang dilihat adalah pendapatannya seperti kenaikan gaji, atau mendapatkan harta warisan, adanya pengurangan atau penambahan anggota keluarga sehingga harus menghitung investasi tambahan. 4. Melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap portofolio. Seperti jika suatu saham mengalami penurunan maka apakah dapat naik atau akan turun terus dan sebaiknya dilepas karena sudah tidak layak dipertahankan. Investor institusi memiliki dana yang sangat besar oleh karena itu jika dipindahkan secara drastic akan dapat menyebabkan pasar bereaksi oleh karena itu jangka waktu investasinya lebih lama dan profilnya hampir sama di setiap waktu tetapi ada beberapa bagian yang tidak dapat dimasukinya seperti asuransi tidak meletakkan investasi di property karena likuiditasnya yang rendah. Investor individu profilnya berbeda sesuai usia, dan risiko dianggap sebagai kehilangan uang, memiliki tujuan keuangan, perpajakan menjadi faktor yang penting dalam pertimbangan. Secara umum, return investasi yang termasuk konservatif adalah yang berada di bawah 10%, moderat antara 10% sampai 20% sedangkan yang agresif diatas 20%. Nilainya dapat bertambah sejumlah return tetapi juga resiko kehilangan sampai sebesar itu. Benchmarking: pembanding untuk penentuan kinerja, seperti: IHSG, JII, indeks per sektor industri untuk membandingkan kinerja portofolio yang dimiliki. Treynor’s Measure Menggunakan beta atau benchmark security market line. Resiko non systematic dianggap sudah tidak ada, hanya ada resiko pasar seperti harga rupiah, harga bahan baku, kebijakan2 makro, dsb. Terdiri dari rumus “treynor market” dan “treynor measure” untuk portofolio yang dimiliki. Sharpe Performance Measure Menggunakan standar deviasi dan tidak menggunakan beta. Semakin tinggi nilai sharpe semakin bagus sebuah portofolio investasi. Penggunaan Treynor atau Sharpe tergantung asumsi, untuk menilai performance portofolio. Jensen’s Alpha Menggunakan model regresi. Alphanya jika positif kinerjanya baik sedangkan negative menunjukkan kinerja buruk sedangkan jika mendekati 0 maka mendekati pergerakan pasar. Information Ratio Membagi alpha dengan nonsystematic risk: menggunakan standar deviasinya. Nonsystematic risk dianggap sudah dapat dihilangkan dengan adanya diversifikasi. Mendekati 0 tetapi tidak sampai hilang samasekali nonsystematic risknya. Alpha portofolio dibagi dengan standar deviasinya. UTS membawa kalkulator dan closed book materi: risk return, portofolio, CAPM, performance evaluation (treynor, sharpe, jensen) Dosen: Wiku Suryomurti

PASCA: Manajemen Strategi (5) Balanced Scorecard

Tugas UTS per group Menganalisa industri yang sudah dipilih untuk mengerjakan study case dari segi business strategy bisnis yang sudah berjalan dan membawa ke bisnis plan yang dimiliki, dengan perincian terlampir untuk membuat strategic map masing-masing. - PESTEL analysis: strategic issues - Industry analysis: Porter’s 5 Forces. Is the industry still attractive? - Strategy formulation: SWOT / TOWS, generic strategies - Recommended - - Eksekusi: KPI apa saja faktor yang penting untuk menjalankan bisnis - landasan syariah untuk menjalankan bisnis agar lebih dari sekedar bisnis Deadline: 11 Okt 2014 BALANCED SCORECARD Strategy maps, alignment, and strategy execution system Kemampuan pengelolaan bisnis didapatkan secara bertahap dari kecil hingga naik perlahan secara operasional harus menguasai juga disamping memikirkan strategic issues sehingga dapat menurunkan strategic thinking menjadi perilaku di tingkat operasional. Strategy formulation VS strategy implementation Strategy implementation di tingkat operasional. Membuat suatu visi yang lebih besar dibanding masalah operasional yang ditemui setiap hari. Survey organisasi menunjukkan link antara strategi dengan operasional kecil tingkatnya yaitu hanya 5% workforce yang mengerti strategi organisasi, hanya 25% insentif yang sejalan dengan strategi organisasi, hanya 40% budget yang sesuai dengan strategi, pembicaraan strategi di tingkat manajemen kurang waktunya tetapi lebih banyak menyelesaikan tingkat operasional sehari-hari. Hambatan yang ditemui tersebut terdiri dari visi, orang, resource, manajemen. Konsistensi dalam praktek yang sesuai dengan strateginya, konsistensi pada mengerjakan kelebihan yang dimiliki dalam mengusahakan bisnis yang diinginkan. Konsistensi diletakkan dalam sistem organisasi bisnis tersebut. Balance scorecard mengukur apa yang dianggap penting dalam organisasi. Fokus pada today dan tomorrow sedangkan yesterday yaitu aspek financial hanyalah dampak dari customer experience, dsb. Melayani customer, memperlakukan aset, akan menghasilkan dampak pada financial. Paradigma manajemen harus diperuntukkan bagi investasi bukan sebagai beban, menentukan apa yang menjadi “mean” atau cara dan apa yang menjadi “end” atau tujuan. Strategy map menggambarkan sebuah hubungan antara masing-masing bagian dalam organisasi. Dalam setiap industri prosesnya berbeda-beda sehingga KPI nya juga berbeda-beda. Identifikasi supply chain, gambar proses di industri masing-masing. Dosen: Ahmad Mukhlis Yusuf PhD

Saturday, September 20, 2014

PASCA: Manajemen Strategi (4) Maslahah Performa

MANAJEMEN STRATEGIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN ISLAMI Maslahah Performa Islamic Strategic Management System Konsep maslahah untuk organisasi diturunkan dari maqashid syariah untuk individu. Maqashid syariah dengan urutan yang tidak ditetapkan oleh imam2 tetapi yang konsisten adalah maal di urutan terakhir. Sifat organisasi hampir sama dengan sifat manusia seperti: membutuhkan energy, mengalami tahap pertumbuhan dari mulai awal sampai memiliki akhir, setiap yang bernyawa pasti mati akan tetapi kemanfaatannya harus sustainable. Contoh seperti pendiri ikhwanul muslimin telah meninggal tetapi manfaat organisasinya masih terus ada. Kekuatan suatu organisasi dilihat dari bagian terlemah dari organisasi tersebut. Kekuatannya terletak pada bagian terlemah. Contohnya harga sebuah tas mahal tetapi resletingnya rusak dalam jangka waktu 1 bulan maka sebesar itulah kekuatan tas seharga tersebut. Jiwa organisasi terletak pada proses yang paling lemah. Kebutuhan terhadap jiwa dalam maslahah. Contohnya individu yang meninggal karena ada masalah hanya pada salah satu organnya seperti contohnya ginjal walaupun organ lain masih bagus tetapi karena ada satu hal yang tidak berfungsi lagi maka tidak dapat berfungsi seluruh tubuhnya. Kebutuhan keturunan di organisasi diwakili dengan talent baru yang memiliki visi sama dengan founder sehingga yang menjadi inti sustainabilitynya adalah pada kebaikan organisasi tersebut. Kebutuhan akal dalam organisasi digambarkan harus adanya learning yang harus didukung dengan kebutuhan jiwa yaitu selalu mengedepankan kebaikan. Customer bagi organisasi sangat penting karena tidak mungkin ada organisasi tanpa ada customer tetapi merupakan media Allah untuk memberikan rezekinya bagi organisasi sedangkan organisasi merupakan media Allah untuk memberikan layanan pada customer. Perusahaan yang berbasis maslahah harus ada compliance terhadap syariah dan compliance terhadap legal dan tidak boleh salah satunya dilepaskan. Proses utama adalah proses penciptaan nilai, improvement dan innovation harus ada untuk menjaga sustainability sebuah organisasi. Manajemen resiko ada di setiap bagian dari sebuah organisasi. Compliance di bagian atas bagan merupakan bagian kepatuhan sedangkan di bagian bawah bagan merupakan bagian inovasi. Talent harus memiliki capability dan capacity, capability adalah kemampuan sedangkan kapasitas adalah porsi yang mampu diambil. Contohnya gelas adalah kapasitas sedangkan airnya adalah capability. Oleh karena itu harus menempatkan orang dengan kapabilitas yang sesuai dengan kapasitasnya. Jika orang yang memiliki capability yang lebih tinggi ditempatkan di pekerjaan dengan kapasitas kecil maka akan tidak tersalurkan kemampuannya sehingga ia akan mengganggu proses lainnya. Juga bila kapasitasnya terlalu besar untuk capabilitynya maka ia mau mengerjakan tetapi tidak bisa memenuhi tuntutan pekerjaan. Capability dan capacitynya juga terdiri dari 2 hal yaitu agama dan ilmu, agama adalah aqidah akhlak dan syariah sedangkan ilmu adalah insight, knowledge, skill, education and experience. Seseorang harus mampu di bidang agama dan bisnisnya secara berimbang. Learning dalam organisasi juga untuk kedua faktor yaitu pengelolaan ibadah dan pengelolaan organisasinya. Pada akhirnya akan menjadi suatu siklus cara mendapatkan harta dan cara membelanjakan harta. Jika suatu organisasi meng encourage karyawan untuk melakukan ibadah maka jiwanya akan menjadi tenang dan memiliki talent yang baik di agama maupun di ilmu sehingga proses learningnya menjadi baik juga dan menyebabkan customer puas atas layanannya dan bertambah sehingga harta organisasi bertambah juga. Harta tersebut tidak boleh dibiarkan tetapi harus dialokasikan lagi berdasarkan porsinya untuk customer, untuk learning dan talent, untuk internal process, dan untuk ibadah. Siklusnya kembali pada ibadah lagi. Siklus PDCA plan-do-check-action digunakan untuk melaksanakan sistem kinerja MaP yaitu merencanakan kemudian dilakukan kemudian dicek dan setelahnya dikerjakan atas hasil evaluasinya dan kemudian direncanakan lagi langkah berikutnya. Plan ada 5 dari 8 langkah dalam PDCA untuk maslahah performa ini. Plan 5 langkah, do 1 langkah, dan check 1, action 1. 1.menyusun perencanaan strategis, 2.mengidentifikasi fondasi kemaslahatan, 3.menentukan perilaku kemaslahatan, 4.menentukan ukuran, 5.menyepakati kontrak kerja, 6.menerapkan kinerja, 7.melakukan pemantauan, 8.melakukan tindak lanjut. Manajemen kinerja sangat berhubungan dengan manajemen strategis. Dalam penentuan ukuran harus diturunkan dari manajemen atas ke unit kerja di bawahnya oleh karena itu alignment atau menyelaraskan dari ukuran kerja yang diatas menjadi ukuran kerja yang dibawahnya. Koordinasi antar bagian juga harus dipelihara agar hasil kerjanya sesuai dengan ukuran kinerja di organisasi tersebut. Proses menurunkan kinerja dari atas ke bawah sedangkan proses penilaian dilakukan dari bawah ke atas sehingga nilai kinerja individu digabungkan menjadi nilai bagian dan digabungkan menjadi nilai organisasi. Konsepnya adalah semakin banyak mengeluarkan dana-dana kebaikan maka akan meningkatkan wealth perusahaan tersebut. Menerapkan kinerja dengan menggunakan siklus perencanaan strategis kemudian dibuat rencana kerja tahunan, dan dibuat pengalokasian sumber daya dan penerapan program kemudian kembali ke perencanaan strategis. Langkah terakhir adalah melakukan pemantauan melalui pemantauan kinerja individu dan organisasi, juga menjalankan coaching serta pemantauan kinerja dengan sistem online. Dosen: Dr. Achmad Firdaus MSi

PASCA: Manajemen Resiko (3) Risk Identification & Assessment

PROSES MANAJEMEN RESIKO Risk Identification: mengetahui business processnya. Ada tujuan / objectives apakah akan tercapai dan jika tidak maka yang menyebabkannya adalah resiko. Oleh karena itu dalam mengidentifikasi resiko harus mengetahui tujuan terlebih dahulu dan diikuti oleh yang lain dengan penjelasan: objectives, business plan, industri, business process, proyeksi financial statement, sumber daya, change management, compliance system. Tetapi yang menjadi intinya adalah mengetahui business processnya terlebih dahulu. Perlu mengetahui proyeksi financial statement yaitu untuk mengetahui apakah dana yang dimiliki dapat mencapai tujuan. Langkah yang dilakukan untuk memahami business process: risk checklist yaitu mengurutkan resiko yang ada dan mana yang benar2 mungkin terjadi, kemudian gap analysis adalah perbedaan antara harapan dengan kenyataan, risk taxonomy yaitu mengklasifikasikan secara sistematis yang menjadi bagian dari resiko dan pembagian2 resikonya, PEST (political, economic, social, technological) prompt, SWOT analysis. Sekuen Resiko Risk factors adalah kondisi yang menaikkan kemungkinan terjadi. Peril adalah kejadian yang mengakibatkan kerugian. Contohnya sumber resiko adalah nasabah, risk factornya analisa kredit yang tidak baik, eksposur adalah sejumlah pinjaman, perilnya adalah nasabah tidak punya keahlian bisnis, kemudian mengakibatkan rugi atau kredit macet. Contoh untuk bisnis penyewaan mobil, sumber resikonya adalah penyewa, risk factors adalah kurang seleksi penyewa, eksposur adalah mobil, peril: kecelakaan, hilang, kurang sewa, kerugian: aset berkurang nilainya, aset hilang, keuntungan tidak sesuai yang diharapkan. Kegiatan untuk mengidentifikasi resiko: analisis proses, brainstorming antara bagian2 dalam organisasi, interview dengan orang ahli, workshop dengan bagian2 dalam organisasi, membandingkan dengan organisasi lain, menyebarkan kuesioner. Risk Assessment Risk identification dapat dianggap sebagai bagian dari risk assessment. Risk assessment process dimulai dari mengidentifikasikan tujuan, kemudian mengidentifikasi kejadian yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, menentukan toleransi terhadap resiko, assess kemungkinan dan akibat yang inherent, mengevaluasi portofolio, assess kemungkinan dan impact residual. Mitigasi resiko bisa dilakukan diawal atau diakhir yaitu pre seperti mengenakan sabuk pengaman pada mobil, melakukan service pada mobil, ikut asuransi, untuk mengurangi severity. Menyesuaikan dengan risk appetite dan risk tolerance pelaku bisnis yaitu tidak menjual sesuai jumlah minimum tetapi juga tidak sesuai dengan jumlah penjualan maksimum yang diharapkan karena misalnya hanya cukup modalnya untuk menyediakan sebanyak jumlah pertengahan antara jumlah penjualan minimum dengan maksimum. Tugas : group discussion koperasi syariah point 1, 2, 3, 4, 5 Dr. Ronald Rulindo rulindoku@gmail.com 082144207892

PASCA: Manajemen Investasi (5) APT

Investasi: komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di waktu yang akan datang Tahapan Investasi: 1.Penentuan tujuan investasi 2.Penentuan kebijakan investasi 3.Pemilihan strategi portofolio 4.Pemilihan aset 5.Pengukuran evaluasi kinerja portofolio Tujuan umum investasi: untuk meningkatkan kekayaan, keuntungan, kemakmuran. Sedangkan tujuan khususnya bisa berbeda2. Pertimbangan dalam investasi: pengembalian dan resiko. Risk terdiri dari: risk-free assets, dan risky assets. Risk free assets contohnya deposito yang dijamin oleh LPS, sukuk, bonds baik government mauapun corporate. Penentuan kebijakan investasi dimulai dengan alokasi aset, distribusi dana, batasan besarnya dana serta beban pajak dan pelaporan. Strategi portofolio yaitu terdiri dari strategi aktif dan strategi pasif. Aktif menggunakan segala informasi yang tersedia sedangkan pasif hanya melihat kinerja pasar dengan asumsi informasi yang ada telah direfleksikan pada harga saham. Portfolio efficient memiliki 2 karakteristik yaitu risk minimum untuk expected return tertentu atau expected return maksimum dengan resiko tertentu. Digambarkan dengan kurva efficient frontier atau kurva garis efisien yang menggambarkan hubungan trade-off antara risk dengan return. Dalam konsep CAPM, investor diasumsikan dapat meminjam dana untuk investasi dengan biaya tertentu dengan harapan pengembalian lebih besar dari biaya peminjaman. R adalah batas minimum pengembalian yang diharapkan untuk suatu investasi karena jika lebih rendah dari itu maka produk investasi yang dipilih akan dipindahkan pada yang tidak beresiko seperti deposito. Risiko ada yang systematic ada yang unsystematic, sedangkan dalam teori CAPM resiko unsystematic diminimalkan dengan adanya diversifikasi. Resiko adalah perbedaan antara actual return dengan expected return, penghitungannya dengan memasukkan unsur probabilitas terhadap tingkat expected return tertentu. Faktor yang mempengaruhi harga saham: fundamental dan teknikal. Fundamental dimulai dari faktor makro, faktor industri, dan faktor perusahaan termasuk isu-isu yang berkembang atas ketiga kondisi faktor tersebut seperti apa dampak kebijakan tertentu terhadap pengembangan bisnis. Rumus expected return menggambarkan bahwa yang mempengaruhi expected return hanya satu faktor yaitu resiko pasar. Tekniknya dengan CAPM (capital asset pricing model) dan APT (arbitrage pricing theory). CAPM: hubungan risiko dengan return secara sederhana dengan menggunakan 1 variabel saja yaitu beta untuk menggambarkan resiko. Estimasi model CAPM menggunakan 1 faktor saja. APT adalah model alternative yang lebih kompleks untuk menggambarkan hubungan risiko dengan return. APT menggunakan multi factor yaitu yang ada di CAPM di break down lagi oleh model APT. Hukum satu harga yaitu the law of one price yaitu aktiva yang berkarakteristik sama tidak dapat dijual dengan harga yang berbeda, jika dilakukan maka akan terjadi arbitrase. Asumsi yang digunakan dalam APT semua investor punya harapan yang sama (homogen) dan risk averse tetapi mau menanggung resiko yang lebih besar jika dikompensasi dengan rate yang besar. Kelemahannya adalah data yang digunakan adalah data ex ante dan terjadi di masa depan dan tidak dapat diprediksi. Dan belum ada kesepakatan atas faktor2 apa saja yang relevan dan berapa jumlahnya. Abnormal return adalah pasar bergerak secara bebas setiap informasi yang masuk akan mempengaruhi harga saham di pasar. Tetapi dalam kenyataannya ada anomali yaitu pergerakan yang melenceng dari hipotesis pasar efisien bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mempengaruhi harga pasar padahal adanya penurunan harga pada hari jumat dan kenaikan pada hari senin merupakan salah satu anomali tersebut. Kesimpulan APT sekuritas yang berbeda mempunyai sensitivitas yang berbeda terhadap risiko sistematis yang berbeda. Faktor sistematis adalah yang tidak dapat dipengaruhi seperti kondisi global, dll. Sedangkan faktor spesifik adalah yang terjadi pada perusahaan dan dapat dihilangkan dengan diversifikasi Dosen: Dr. Endri

PASCA: Manajemen Harta (5) Asuransi

ASURANSI Takaful: tujuannya adalah untuk mendiversifikasikan resiko diantara para anggota. Dlm asuransi konvensional, resiko atas kerugian dipindahkan dari peserta kepada perusahaan asuransi, sedangkan pada asuransi syariah resiko dibagi antara para anggota dengan niat menolong saudara yang sedang mengalami musibah: saling menanggung / sharing resiko. Tujuan takaful: solidaritas sosial, melindungi komunitas dari akibat negative sebuah musibah, memperbaiki kualitas hidup dengan adanya rasa aman, menabung dan berinvestasi melalui sistem sharing. Contoh produk unit link yaitu untuk berinvestasi dan kemudian ditambah dengan perlindungan. Prinsip takaful: saling kerjasama antara peserta untuk membantu yang sedang terkena musibah, sharing tanggung jawab antar peserta, proteksi bersama-sama yaitu untuk pencegahan atas kerugian karena posisi harta adalah reversible yaitu posisinya dapat berubah kembali ke awal dari tidak ada menjadi ada menjadi tidak ada lagi dan seterusnya. Posisi perusahaan takaful adalah sebagai pihak pengelola. Asuransi takaful harus menghindari: gharar yaitu uncertainty atau ketidakpastian karena adanya informasi yang tidak jelas dimiliki oleh kedua belah pihak, maysir, riba. Akad sebagai dinding yang membatasi agar hal-hal yang terlarang itu tidak masuk Dosen: Dr. Achmad Firdaus MSi

Saturday, September 13, 2014

PASCA: Manajemen Harta (4) Wealth Accumulation Fundamental & Securities

Wealth Accumulation: Investment Fundamental & Investment in Securities Investasi dalam sekuritas secara Islami terbagi menjadi mazhab2 mulai dari yang sangat kontemporer seperti Malaysia sampai yang sangat konservatif sedangkan Indonesia menganut yang moderat. Dalam Islam, investasi harus ada underlying assetnya sedangkan dalam konvensional tidak peduli hutang yang diberikan digunakan untuk apa yang penting ada harga yang berlaku (valuation) yaitu present value dari future cashflow yang paling baik adalah jika future cashflownya lebih besar dari present value. Contoh underlying asset untuk sukuk yaitu untuk pendidikan misalnya dengan akad ijarah, untuk saham sebagai pemilik modal dengan menggunakan akad mudharabah (bagi hasil dan bagi rugi, profit and loss sharing) yaitu ikut memberikan modal untuk suatu usaha dan akan mendapatkan deviden sebagai hasilnya. Deviden merupakan pembagian hasil yang diberikan pada para pemegang saham dari bagian keuntungan suatu perusahaan. Pasar sekunder adalah tempat dimana pihak yang memegang saham dan kemudian tidak ingin memegang lagi maka menjualnya pada orang lain. Saham pada dasarnya boleh diperjualbelikan dalam Islam yang membedakannya adalah niat membeli apakah untuk mendapatkan easy money atau benar-benar untuk berinvestasi pada suatu usaha. Profil resiko seorang investor dipengaruhi oleh faktor2: - umur: semakin tua semakin tidak berani (conservative) yang lebih muda lebih agresif - gender: QS Al Baqarah (2): 275-279 menandakan bahwa semakin banyak mengkonsumsi barang yang haram semakin tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang benar, hal ini yang disebut sebagai gila yang mempersamakan jual beli dengan riba. Contohnya orang yang terbiasa mendapatkan easy money dari trading saham akan bingung jika harus melepaskannya dan takut kekurangan uang sehingga merasa berat untuk melakukannya. Oleh karena itu seruan meninggalkan riba dimulai dari orang yang beriman sedangkan yang benar2 melakukannya yang termasuk orang mukmin. Investasi di sekuritas secara prinsip sama dengan menanamkan modal pada bisnis tetapi dilakukan secara terstruktur melalui mekanisme pasar. Tetapi pasar modal tidak dapat sepenuhnya halal karena hal2 makro seperti masih berkuasanya sistem keuangan ribawi oleh karena itu purification yaitu seberapa besar investor merasa adanya nilai riba dalam investasinya maka sebesar itulah dikeluarkan melalui ziswaf. Akumulasi harta melalui investasi harus berdasarkan tujuan tertentu yaitu akan digunakan untuk apa sehingga tidak hanya mengumpulkan uang saja. Tujuannya harus lebih spesifik dari mengumpulkan uang dan ada target serta waktu sehingga dapat dievaluasi apakah mencapai target atau tidak.

PASCA: Manajemen Investasi (4) BETA dan CAPM

BETA Datanya dari perusahaan rating (contoh: pefindo). Beta yang menentukan karakteristik saham terhadap pasar modal. Beta mengukur seberapa sensitive sebuah saham terhadap pasar (contoh IHSG) atau pergerakan saham terhadap IHSG apakah bersamaan, berlawanan, atau tidak terpengaruh. Untuk menghitung: diskonto, valuasi harga saham dg pendekatan pendapatan dan metode CAPM (capital asset pricing model). Beta dihitung berdasarkan data 3 tahun sehingga berguna juga bagi yang menggunakan fundamental selain berguna baik yang menggunakan teknikal. Suspensi yaitu dibekukan, tidak diperdagangkan selama jangka waktu tertentu. Adjusted beta adalah hasil perhitungan dari raw beta. Langkah: 1. Menghitung return (rumus arithmetic return). Periode yang digunakan hari pertama dengan hari kedua. 2. Menghitung raw beta: regresi return harga saham dan return indeks pasar 3. Menghitung adjusted beta: normalisasi raw beta untuk mendekati 1 Perusahaan listed adalah yang sudah IPO dalam listing sedangkan Tbk adalah yang sudah masuk pasar sekunder. Beta digunakan untuk menghitung CAPM. Keadaan bursa dianggap dapat menggambarkan kondisi ekonomi suatu Negara karena 90% pergerakan uang ada didalamnya.

PASCA: Manajemen Resiko (2)

Risk Management Process Langkah2nya adalah identifikasi resiko apa yang ada, kemudian di assess apakah benar2 terjadi, kemudian diukur, dimitigasi, control, dilaporkan. Pendekatan top down: yang menentukan resiko adalah board of directors. Sedangkan bottom up adalah dari staf. Proses manajemen resiko disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas bisnis seperti: BUS, UUS, BPRS, KJKS / BMT. Bukan hanya size tetapi kompleksitasnya juga dipertimbangkan contohnya termasuk BUS tetapi lebih kecil dibanding UUS maka proses manajemen resiko di UUS bisa jadi lebih rumit dibanding BUS. Risk Awareness Dalam ERM, line pertama adalah staf operasional, kemudian ada fungsi manajemen resiko, dan berikutnya adalah audit / inspektur. Oleh karena itu seharusnya dari mulai star operasional sudah ada awareness terhadap resiko. MENGENAL SISTEM KEUANGAN SYARIAH Di bank konvensional akad yang digunakan adalah qardh yang diberikan bunga baik di sisi funding maupun financing. Akad mudharabah sebenarnya adalah profit and loss sharing sedangkan revenue sharing ada di musyarakah karena dalam akad mudharabah pengelola tidak menanggung kerugian sedangkan di bank syariah nasabah penyimpan dana tidak menanggung resiko kerugian. Account di perbankan: current account (giro), saving account (tabungan dan deposito), investment account (reksadana). PSIA yaitu profit sharing investment account sedangkan mudharabah digunakan di tabungan dan deposito perbankan syariah. IAH adalah investment account holder disamakan dengan depositor yang menggunakan akad mudharabah yang terdiri dari muqayyadah (restricted IAH) dan mutlaqah (unrestricted IAH). Contoh akad murabahah dalam financing seperti pembelian kendaraan dimana bank syariah membeli mobil atas pesanan nasabah dan ketika sudah dibeli oleh bank ternyata nasabah tidak jadi membeli termasuk resiko pasar (market) ketika barang yang sudah dibeli tidak dapat diserap oleh pasar. Contoh lain dalam ijarah muntahiya bit tamlik dalam pembelian mobil untuk disewakan tetapi ternyata pasar tidak mampu menyerap sehingga menyebabkan kerugian bank. Contoh istishna’ dalam financing seperti membeli property melalui developer, credit risk ada di dua tahap pertama ketika dana diberikan ke kontraktor ternyata kontraktor tidak dapat menyelesaikan pesanan dan kedua adalah credit risk ketika telah diberikan pada nasabah. Istishna lebih banyak digunakan untuk konstuksi sedangkan salam banyak digunakan untuk komoditas. Pembayaran istishna dapat dilakukan bertahap sedangkan pada salam tidak dapat dilakukan bertahap. Mudharabah financing ada market risk pada pembelian saham ketika digunakan untuk trading. Resiko market pada mudharabah lainnya adalah equity investment risk (BI, IFSB) yang berbeda dengan credit risk yaitu nasabah sanggup membayar bagi hasil tetapi tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pemilik dana. Contohnya bank memberikan dana untuk usaha dan diperkirakan dapat memberikan bagi hasil pada tingkat tertentu tetapi ternyata bagi hasilnya kurang dari yang diharapkan tersebut. Pada neraca bank syariah bagian aset ada akun “sales receivables” sedangkan di bank konvensional adanya “account receivables”. Resiko imbal hasil / rate of return risk yaitu ketika adanya penurunan pendapatan bank yang menyebabkan bagi hasil pada nasabah turun sehingga harus mengambil keuntungan yang menjadi bagian bank untuk diberikan pada nasabah maka diciptakan akun “investment risk reserve” oleh bank syariah untuk menutup kerugian investasi nasabah tetapi tidak digunakan untuk smoothing akun PER “profit equalization reserve” Operational risk disebabkan oleh people, process, system, external (legal). Di bank syariah ditambah sharia non compliance risk yaitu ketika tidak sesuai dengan syariah, dan fiduciary risk atau hak tanggungan atau pengikatan jaminan dalam PSIA yaitu bank menjanjikan akan menginvestasikan dana nasabah sebaik mungkin agar tidak terjadi kerugian bagi nasabah yang sebenarnya berfungsi sebagai investor. Rate of return risk: mengurangi net income bank

PASCA: Manajemen Resiko (1)

RESIKO 3 kata kunci dalam mendefinisikan resiko = negative, potensi, ekspektasi. Uncertainty membawa resiko. Volatility: contohnya pergerakan harga emas yang naik turun. Exposure: total kemungkinan hilang, contoh: jumlah investasi emas seseorang adalah 25 gram emas maka exposurenya adalah sebesar 25 gram. Severity: loss given default Time horizon: semakin lama kemungkinan resiko semakin besar Tingkat uncertainty (ketidakpastian) - Pasti (tidak ada ketidakpastian) - Ketidakpastian objektif - Ketidakpastian subjektif - Sangat tidak pasti Contoh matrix resiko rumah -Probability rendah severity rendah: atap bocor -Probability rendah severity sedang: lantai meledak -Probability rendah severity tinggi: tsunami -Probability sedang severity rendah: toilet rusak -Probability sedang severity sedang: kemalingan -Probability sedang severity tinggi: gempa bumi -Probability tinggi severity rendah: bola lampu putus -Probability tinggi severity sedang: korslet / kebakaran -Probability tinggi severity tinggi: perampokan Jenis resiko: 1. financial risk: credit, investment, market, currency, interest rate, funding 2. business risk: operational, legal, reputational, strategic, technological, information 3. others: social, environmental, political, sovereign Resiko kredit dan investment persamaannya adalah pengembalian yang tidak sesuai harapan, sedangkan perbedaannya terletak di objeknya. Market risk: penurunan nilai aset yang dimiliki akibat penurunan harga aset di pasar Funding risk: resiko kekurangan dana / dana kering Risiko operasional terkait dengan 4 sebab: kesalahan (1) orang, (2) sistem, (3) proses, (4) external events contohnya seperti gempa, banjir, kebakaran di pabrik sebelah Legal risk: resiko hukum ada karena ketidakpastian hukum seperti hukum yang tiba2 berubah dan berdampak merugikan usaha. Strategic risk: contohnya yaitu bank yang membuka mikro tetapi ternyata biaya operasionalnya sangat tinggi Technological risk, contohnya di industri teknologi komunikasi yaitu nokia yang terlambat mengembangkan teknologi smartphone sehingga saat ini banyak ditinggalkan Sovereign risk yaitu resiko yang terjadi pada kondisi suatu Negara tertentu yang dapat diidentifikasi melalui rating suatu Negara. MANAJEMEN RESIKO Upaya untuk: -menghindari -meminimalkan dampak -mengoptimalkan hasil: memilih yang dapat memberikan keuntungan optimal Risk appetite / risk preference / risk attitude terdiri dari: 1. risk averse: tidak terlalu menyukai resiko 2. risk neutral: 3. risk seeking: suka mencari resiko Strategi manajemen resiko: -risk reduction: mengurangi dampak: diversifikasi, hedging, inspeksi -risk removal: menghindari resiko -risk transfer -risk retention Sumber hukum -QS -Hadits tentang mengikatkan unta dan kemudian baru bertawakal RISK MANAGEMENT PROCESS Prosesnya selalu berulang, memiliki siklus dimulai dari risk identification, risk assessment & measurement, risk mitigation, risk monitoring, risk reporting & control. Contoh: Risk identification untuk usaha toko kelontong: tidak laku, barang expire, kompetisi, rusak, perampokan, kasir tidak jujur Risk assessment & measurement: menggunakan statistic, contohnya mencatat apa saja barang yang tidak laku yang akhirnya sampai expire. ERM: enterprise risk management: melihat resiko dari segala bidang tidak hanya dari 1 sudut pandang tertentu saja. Di bagian masing2 terdapat KRI (key risk indicator) kemudian dibawa ke sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan / entitas. Pendekatan: top down dan bottom up

Saturday, September 6, 2014

PASCA: Manajemen Harta (3)

Wealth management adalah industri services yaitu untuk membantu mengelola harta. Dalam perencanaan keuangan terdapat dimensi waktu, sedangkan dalam Islam manusia akan hidup selamanya (for eternity) karena setelah kehidupan di dunia akan dilanjutkan dengan kehidupan di alam berikutnya. Oleh karena itu perencanaan keuangan untuk muslim juga seharusnya merencanakan hingga akhirat dan usaha yang menentukan kualitas kehidupan di tahap akhir itu hanya dapat dilakukan di dunia. “Jika bersyukur maka akan ditambahkan” cara bersyukurnya yaitu dengan melakukan sesuatu lebih baik dari sebelumnya, secara kualitas dan kuantitas harus meningkat. Hubungannya dengan keuangan yaitu jika kualitas dan kuantitasnya meningkat maka akan meningkat pula level individu tersebut dan akan naik level keuangannya. Harta akan diberikan kepada orang yang layak menerimanya yang sejalan dengan konsep bersyukur dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas. Konsep manajemen harta dalam Islam kuncinya ada pada nafaqah yaitu infak dan bila menumpuk harta tanpa tujuan jelas hanya agar menjadi kaya maka mendapatkan azab. QS At Taubah (9): 34. Jika memiliki harta dan belum dapat digunakan sendiri maka diinvestasikan ke lembaga yang mampu menginvestasikannya seperti lembaga2 keuangan syariah yang konsep simpanannya adalah investasi. Kepemilikan harta tidak dibatasi dalam Islam yang diatur adalah caranya. Yang dicari bukan cara mendapatkan harta tetapi cara memanfaatkan apa yang telah dimiliki termasuk potensi diri seperti kesehatan dan kekuatan. Harta yang ada di tangan orang Islam diatur jangan sampai ada yang tidak dimanfaatkan. Kekayaan bukan menjadi tujuan melainkan menjadi jalan / media untuk mencapai infaq yang banyak yang terdiri dari zakat, shadaqah, savings, investment, faraidh wasiat hibah, takaful. Takaful atau insurance syariah merupakan arisan yang diberikan kepada yang sedang mengalami musibah. *Tugas mencari financial calculator untuk exercise minggu depan

PASCA: Manajemen Harta (2)

Wealth planning and financial planning -Enhancing the value of wealth or resources -The method to enhance or preserve value -Have specific objectives when formulating plans Memiliki harta sedikit beresiko, tetapi memiliki banyak harta juga beresiko karena lebih banyak yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat contohnya terkadang ada yang terlupakan. Oleh karena itu dalam Islam, perencanaan estate (waris, wasiat, dsb) juga dianggap penting dan sebagai bagian dari distribusi harta karena tujuan utamanya adalah mencapai falah sedangkan kemenangan di akhirat tidak dapat diperkirakan oleh manusia tetapi ada indikator falah di dunia yaitu maslahah. Tujuan syariah (maqashid syariah) mempunyai inti perlindungan dan pencegahan dalam memenuhi kebutuhan utama (dharuriyah) yang terdiri dari agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Tujuan falah juga harus didukung dengan keturunan yang sholeh agar visi misi nya dapat dilanjutkan setelah orang tersebut meninggal. Dalam Islamic wealth protection selain pembahasan takaful (asuransi) jiwa juga ada pembahasan tentang emergency fund yaitu seperti dana-dana untuk keperluan kesehatan dan selain kesehatan seperti untuk keperluan menjamu tamu dari kalangan kerabat. Jika ada keperluan diluar perencanaan maka seharusnya yang dikurangi adalah pos konsumsi bukan mengurangi pos investasi dan saving. Maqashid syariah tersebut merupakan kebutuhan utama individu, sedangkan kebutuhan organisasi dapat diterjemahkan menjadi orientasi: ibadah, proses internal, bakat, , pelanggan, harta kekayaan, pelanggan, pembelajaran, bakat, proses internal. Dalam organisasi, memenuhi kebutuhan orientasi bakat diperlukan untuk menurunkan organisasi kepada orang2 yang memiliki visi dan misi yang sesuai dengan pendiri organisasi tersebut bukan diturunkan kepada keturunan biologis. Orientasi pelanggan dalam organisasi merupakan hal yang penting karena ini merupakan medium datangnya rezeki. Orientasi harta kekayaan adalah asset allocation yaitu untuk mengalokasikan harta pada kebutuhan2 organisasi. Manajemen pembelanjaan harta (berdasarkan pendapat pribadi pak firdaus) yaitu menggunakan rumus 10 20 30 40 yaitu pendapatan setelah dikurangi zakat wajib dan hutang maka alokasinya adalah 10% untuk akal yaitu learning, 20% untuk investasi, 30% untuk agama (ibadah), 40% untuk konsumsi. Alokasi ini akan menghasilkan 3 kondisi yaitu kurang, pas, dan berlebih. Konsep pengelolaan harta dalam Islam dibahasakan sebagai al maal. Proses manajemen harta dalam pengelolaan harta yaitu “setting goal” menetapkan goal yaitu falah sedangkan objectivenya adalah maslahah. Perencanaan merupakan metode untuk melindungi nilai yaitu specific objective dan goal yaitu harus ada goal, visi yang jelas. Wealth Planning -The end of the period -Long term -Future Financial Planning -Specific projects or periods -Relatively shorter term -Meant to have enough for all periods Siklus (persamaan): Islamic and Non Islamic Wealth Planning -Generation -Accumulation -Protection or Preservation (termasuk purification dalam Islamic wealth planning) -Enhancement -Distribution -Aims: a good life during retirement Terdiri dari poin2 yang sama sedangkan dimulai dari tahap yang berbeda Perbedaan Islamic and Non Islamic Wealth Planning * Islamic and Non Islamic Wealth Planning -Vision: to get falah -Mission: to realize maslahah -Need to do cleansing -Don’t contravene sharia * Islamic and Non Islamic Wealth Planning -Vision: to get a better life -Mission: to realize financial freedom -Not need to do cleansing -Don’t contravene ethics

PASCA: Manajemen Harta (1)

Perbedaan wealth management konvensional dan Islam, di konvensional hanya orang kaya saja tetapi di Islam semua orang harus bisa, ditandai dengan urutan wealth management yaitu di konvensional diawali dengan proteksi harta dan diperuntukkan bagi orang2 yang telah memiliki sejumlah harta tertentu sedangkan di Islam diawali dengan wealth accumulation yaitu bagaimana cara menghasilkan pemasukan baru diikuti dengan cara menafkahkannya / membelanjakannya. 1. Nature and scope of wealth planning and asset allocation 30agt 2. Islamic financial planning 6sep 3. Wealth accumulation: investment fundamentals 13sep 4. Wealth accumulation: investment in securities 13sep 5. Wealth accumulation: investment in real estate 20sep 6. Wealth accumulation: investment in gold 20sep 7. Wealth protection: insurance 27sep 8. Wealth preservation: diversifications 18okt ica 9. Wealth distribution: estate planning 1nop 10. Wealth distribution: wills, trusts 15nop 11. Wealth distribution: zakat, shadaqa, infaq, waqf, hajj, umrah, qurban 22nop 12. Wealth distribution: retirement planning 29nop 13. Wealth distribution: taxation 29nop 14. Managing the wealth with maqasid syariah approach 6des Paper 5w1h ditambah landasan syariah dan landasan hukum. Pembahasan investasi sekuritas, real estate dan emas adalah investasi yang memiliki return yang sangat tinggi. Manajemen harta Islam dimulai dari tahap pengumpulan harta yang harus diperoleh dengan cara yang halal karena harta memiliki sifat reversible yaitu dapat kembali ke posisi awal contohnya harta dapat diperoleh dengan cara yang tidak benar maka dapat sewaktu2 hilang dan bahkan menjadi minus. Perbedaan harta dalam Islam dan konvensional yaitu keduanya sama2 atas usaha manusia didapatkannya, tetapi dalam Islam hasilnya ditentukan oleh Allah. Allah sebagai pemilik harta akan menitipkan hartanya pada orang yang tidak mencintai harta yaitu yang paling banyak sedekah dan akan memberikannya sesuai dengan kebutuhan orang tersebut. Orang yang paling banyak mendistribusikan harta adalah orang yang paling kaya. Passive income dalam konvensional adalah yang dapat menghasilkan pendapatan uang walaupun tanpa bekerja, sedangkan dalam Islam yang dianggap passive income adalah berdasarkan hadits yaitu 3 hal yaitu anak sholeh, ilmu yang bermanfaat, dan amal jariah dimana ketiganya akan terus menghasilkan pahala walaupun orang yang dimaksud telah meninggal. Oleh karena itu dalam membelanjakan harta juga harus menginvestasikan pada ketiga hal tersebut. Harta menjadi pisau bermata dua jika digunakan dengan baik akan memberikan manfaat tetapi jika tidak digunakan dengan baik akan mencelakakan diri sendiri. Tujuannya adalah agar menjadi distributor harta yang diperoleh dengan cara yang baik dan dibelanjakan untuk hal2 yang baik pula. Purification: membersihkan jiwa dengan zakat fitrah dan membersihkan harta dengan zakat maal.

PASCA: Manajemen Investasi (3) TEORI PORTOFOLIO INVESTASI SYARIAH

TEORI PORTOFOLIO INVESTASI SYARIAH Portofolio yaitu menginvestasikan dana pada beberapa produk investasi yang berbeda. Landasannya adalah jika hanya memegang satu saham tertentu dan kemudian ada kebijakan pajak tambahan pada saham industri tersebut maka sahamnya kemungkinan turun dan mempengaruhi saham yang dimiliki. Contohnya jika memiliki investasi rumah di 1 lokasi dan terkena musibah maka dapat turun nilainya bahkan hingga tidak ada nilai samasekali. Jika memiliki dua saham tetapi ada di satu jenis industri yang sama juga masih tetap beresiko karena dampak industri akan terkena pada keduanya. Oleh karena itu portofolio investasi sebaiknya jenis industrinya dibedakan (diversifikasi portofolio). Harus diketahui nilai yang diinginkan (expected return). Untuk nilai expected return yang sama tetapi terdapat beberapa nilai resiko yang berbeda ada yang resikonya rendah, sedang, dan tinggi. Setiap level resiko yaitu ketika resikonya naik maka seharusnya expected returnnya harusnya juga naik dan jangan sampai turun, hubungan antara resiko dengan expected return adalah positif. Expected return dari sebuah portofolio (rata-rata tertimbang) yaitu bobot atau weight dari masing2 investasi. Expected return sebuah portofolio adalah jumlah tertimbang dari expected return masing2 investasi yang ada didalam portofolio dikalikan weightednya yaitu bobotnya. Risiko portofolio bukan penjumlahan sederhana dari sekuritas pembangun portofolio. Sekuritas dianggap beresiko jika menambah risiko total portofolio yaitu jika ia ditambahkan dalam portofolio maka resikonya akan naik. Tetapi sekuritas tersebut juga harus dapat menambahkan expected return portofolio jika tidak maka tidak ada gunanya menambahkan sekuritas tersebut. Risiko portofolio dapat dikurangi dengan diversifikasi (insurance principle) yaitu penambahan aset (produk) sekuritas akan menurunkan resiko. Tetapi bagaimanapun risiko portofolio tidak dapat turun hingga lebih rendah dari satu titik angka tertentu (contohnya: 20%) karena resiko hanya ada 2 yaitu non-systematic risk dan systematic risk. Diversifikasi hanya dapat menurunkan resiko non-systematic seperti adanya perubahan bisnis pada perusahaan tersebut tetapi adanya resiko systematic yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan seperti resiko pasar contohnya kenaikan bbm tidak dapat dihilangkan resikonya. Jenis2 diversifikasi: Naïve diversification yaitu penambahan secara acak dan asal. Diversifikasi Markowitz: non-random dengan mengetahui hubungan antar sekuritas yaitu jika keduanya semakin tinggi korelasinya maka lebih dekat dan biasanya terdapat dalam satu sektor yang sama maka berarti pergerakan keduanya bersamaan. Mengukur resiko portofolio yaitu dengan memperhitungkan 3 faktor yaitu variance (risk), covariance antara masing-masing pasangan sekuritas, dan bobot. Harus mengetahui berapa bobotnya untuk dapat mengetahui expected returnya. Menghitung resiko portofolio A B C expected return 12% 15% 21% a. hitung expected return portofolio yang terdiri dari ABC dengan proporsi berimbang bobot portofolio ABC 0.333333 0.333333 0.333333 expected return portofolio = jumlah expected return masing2 dikalikan bobot deviasi standar 9% 12% 15% 0.1584 16% 0.16 bobot portofolio AB 0.666667 0.333333 koefisien korelasi A-B 0.8 b. hitung standar deviasi portofolio yang terdiri dari A dan B dengan proporsi A dua kali proporsi B koefisien korelasi A-C -1 bobot, standar deviasi masing2, koefisien korelasi 0.0052 0.00384 0.00904 c. hitung bobot jika standar deviasi portofolio yang diinginkan 0

PASCA: Manajemen Investasi (2) KONSEP RISK DAN RETURN DALAM INVESTASI SYARIAH

KONSEP RISK DAN RETURN DALAM INVESTASI SYARIAH Antara risk dan return munculnya selalu bersamaan, secara syariah risk goes along return / resiko akan menyertai keuntungan / al ghunmu bil ghurmi. Semakin tinggi ekspektasi return maka akan semakin tinggi resikonya, tetapi jika resiko tinggi belum tentu pengembaliannya tinggi. Kasus risk free investment: start pengembalian tidak dimulai dari 0 tetapi dimulai dari titik yang dijamin. Masuknya risk free investment dalam portfolio investasi dilakukan untuk mengurangi risiko portfolio secara keseluruhan. Aset terdiri dari yang bebas resiko dan yang beresiko (*perspektif konvensional) Yang bebas resiko yaitu seperti surat utang Negara: SBI, SWBI, sukuk, Government T-Bills. Rasio hutang terhadap GDP Indonesia adalah 25% (hutang Indonesia 25% dari GDP), Negara lain seperti Amerika bisa memiliki 100% atau lebih. Sistem anggaran Indonesia menganut sistem deficit yaitu lebih besar pengeluaran daripada pendapatan, yaitu salah satunya untuk adanya balancing. Hutang nasional terdiri dari hutang pemerintah dan hutang swasta. Dalam Islam, risiko adalah sesuatu yang sesuai dengan sunatullah (QS Luqman: 34). Risiko adalah bagian dari ikhtiar dan berhubungan dengan tawakkal. Kisah Nabi Yusuf as dengan 7 musim panen dan 7 musim kering dapat menjadi contoh manajemen risiko dan contoh financial planning. Menurut pendapat ini konsep bebas resiko (risk-free risk) tidak ada dalam syariah karena setiap pekerjaan memiliki tingkat resiko yang berbeda2. Pembagian resiko dalam syariah terdiri dari 3 yaitu: speculative risk (maysir), unnecessary risk (gharar), dan allowable risk (natural risks) dengan potensi risiko maysir paling sedikit, gharar menengah dan allowable risk paling banyak. Maysir dan gharar = game of chance, ditentang dalam QS Al Maidah: 90-91. Literatur keuangan syariah tidak mengakui adanya resiko nilai tukar, non-natural inflation risk, karena merupakan bagian dari gharar. Risiko investasi terbagi 2 yaitu risiko sistematik dan non-systematic. Contoh systematic risk yaitu krisis tahun 2008 yang dipicu oleh subprime mortgage di Amerika yang menimbulkan implikasi pada bursa efek di Indonesia karena banyak yang menarik investasi karena memerlukan dana sehingga banyak saham dijual di bursa. Sedangkan risiko produk dibagi 3 yaitu: rendah, sedang, tinggi. Pembagian investasi: - Berdasarkan sektor: keuangan, riil - Berdasarkan jangka waktu: pendek, menengah, panjang - Berdasarkan profil risiko: rendah, sedang, tinggi Yield vs capital gain. Contoh yield: hasil dari penyewaan properti, capital gain adalah keuntungan penjualan dari pembelian contoh saat dibeli 500 juta dan dijual 700 juta maka capital gain sebesar 200 juta.

PASCA: Manajemen Investasi (1)

Tujuan: sebagai pelaku investasi atau untuk mengelola dana sebagai manajer investasi baik investasi sektor financial maupun sektor riil. Silabus 1. Pengantar: sistem keuangan syariah - Sistem keuangan syariah 2. Return dan risiko investasi - Konsep, jenis dan pengukuran 3. Teori portfolio - Teori ketidakpastian - Asumsi dasar teori portfolio - 4. Seleksi portfolio dan asset pricing model 1 - 5. Seleksi portfolio dan asset pricing model 2 6. Manajemen dan pengukuran kinerja portfolio - Proses manajemen portfolio syariah - Pengukuran kinerja portfolio - Treynor’s measure - Sharpe measure - Jensen & alpha 7. UTS 8. Pasar modal 9. Saham 10. Sukuk 11. EMH (efficient market hypothesis) apakah pasar modal efisien, tidak ada insider trading dan banyak spekulasi 12. Reksadana syariah: produknya apa saja, cara menghitung NAV. WMI = wakil manajer investasi. 13. UAS Paper: tugas akhir min 10 halaman Buku referensi: Sektor: 1. Finansial: pasar modal syariah 2. Riil: teori matematika Teori matematika untuk sektor financial sudah lengkap dan risetnya berkembang, sedangkan di sektor riil perhitungannya lebih sederhana. Property: gain dan yield. Gain adalah kenaikan nilai asset, yield adalah pendapatan yang dihasilkan oleh asset tersebut contohnya jika disewakan. Emas juga memiliki gain dan yield, yield didapatkan jika melakukan jual beli emas. Investasi riil lainnya yaitu perkebunan, dan direct investment untuk perusahaan bisnis. Perspektif tentang Investasi - berdasarkan teori, investasi adalah menahan sebagian harta untuk dikonsumsi dengan harapan pada saat dibutuhkan didapatkan sesuai dengan keinginan Pembahasan investasi selalu ada unsur: 1. tujuan: harus spesifik tujuan dan nilainya 2. waktu: jangka waktunya ditargetkan 3. nilai investasi: berapa yang harus dimasukkan sebagai modal untuk mendapatkan nilai yang diinginkan

PASCA: Manajemen Strategi (3)

Value Chain terdiri dari primary activities dan supporting activities. Contohnya primary activities terdiri dari: supply chain, manufacturing, brand, distribusi. Supporting: IT, finance, human resources, operation. Suatu industri tidak harus mengambil semua tahap, dan dapat konsentrasi pada 1 tahapan saja, yang menentukan pilihan tahapan dari sebuah industri adalah kompetensi yang dimilikinya, dan melihat pasar yang tersedia untuk membuat produk tersebut. Contohnya seorang yang memiliki keahlian di bidang keuangan / finance dan menemukan banyak usaha kecil di sekitar lingkungannya maka akan dapat memberikan modal kerja pada usaha kecil. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan konsentrasi bisnis: kompetensi yaitu kekuatan dan kelemahan yang telah dimiliki untuk memanfaatkan peluang (opportunities) yang ada di market yang ada, hal ini disebut dengan cash flow strategy. Contohnya yaitu perusahaan seperti google dan anak perusahaannya tidak mendapatkan keuntungan dari iklan tetapi data yang dimasukkan pengguna menjadi milik mereka dan diolah agar dapat dijual kepada perusahaan besar seperti Microsoft. Apa faktor2 eksternal (politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan) yang mempengaruhi bisnis yang dipilih. Yang terpenting dalam manajemen strategi ini adalah menyeimbangkan antara financial goals dengan non financial goals bahkan menjadikan semua urusan yang dikerjakan tidak ada pembagian antara urusan dunia dengan urusan akhirat melainkan semuanya menjadi kesatuan yaitu merupakan bagian dari urusan akhirat. 1.What are the industry’s dominant economic features? 2.What kind of competitive forces are industry members facing? 3.What factors are driving industry change and what impacts will they have? 4.What market positions do rivals occupy – who is strongly positioned and who is not? 5.What strategic moves are rivals likely to make next? 6.What are the key factors for future competitive success? 7.Does the outlook for the industry present an attractive opportunity? Apakah peluangnya masih menarik saat ini yaitu apakah sudah banyak pemain di bagian bisnis tersebut. Macro environment yang menentukan: populasi demografis, teknologi, Membobotkan strengths dan weaknesses yang dimiliki, mengidentifikasi opportunities dan threats yang ditemui dan dibuat matriksnya dalam pembahasan industry attractiveness. Dosen: Ahmad Mukhlis Yusuf PhD

PASCA: Manajemen Strategi (2)

Crafting & executing Perbedaan crafting dengan formulating. Istilah crafting lebih suka digunakan karena dalam leadership dibutuhkan seni untuk “get things done”. The art and science of strategic management. Science dengan belajar tools2 dan teknik2, sedangkan art adalah pemahaman dan kemampuan untuk menjalankan strategi dengan baik. Tugas membuat business plan: business model canvas Sukses berdasarkan definisi pak MSA adalah the state between Alhamdulillah (karena telah menyelesaikan sesuatu) and Bismillah (karena akan memulai sesuatu yang lain). Salah satu ilmu dalam mengeksekusi adalah membangun kebiasaan baik membangun kebiasaan di organisasi maupun dalam individu yang dapat dimulai dari sejak usia dini. A strategic vision is a road map showing the route a company intends to take in developing and strengthening its business. It paints a picture of a company’s destination and provides a rationale for going there. Strategic vision memvisualisasikan tujuan dan menyampaikan rasionalisasi untuk menuju kesana yaitu untuk menjawab pertanyaan mengapa harus kesana. Exercise: Mission statement Membuat misi: jawaban atas pertanyaan “what will we do to make a profit?” Misi dapat berubah sesuai dengan apa yang dianggap penting oleh pemilik misi tersebut dalam suatu periode tertentu. Values: 4-8: memperkuat misi perusahaan Level - Korporat: memilih bisnis yang menarik dan kemudian mengukur dari level korporat, contoh: group CT. memilih arah bisnis, how to direct - Bisnis strategy: how to compete, how to win. contoh: Shafira - Functional: - Operating: Dosen: Achmad Mukhlis Yusuf PhD

PASCA: Manajemen Strategi (1)

1 • The Value of Strategic Management from an Islamic Perspective • The Framework of Islamic Strategic Management • Term project assignment & group setting. 2 • Conventional Strategic Management: Strategic Inputs, Formulating into Strategic Actions • The Concept of Maslahah Scorecards • Competitive Strategy: A Means or an End and the Importance of Stakeholders 3 • The Strategy and Execution system: Linking Strategy to Operations for Competitive Advantage • Four Fundamental Problems • Corporate Governance and Ethics Terms project discussion Case Discussion: assessing Islamic banking industry in Indonesia by using business model canvas. 4 • Organizational Justice • Competitive Rivalry and Dynamics Case Discussion: assessing the riel business sector in Indonesia (corporate) by using business model canvas. 5 • Leadership Implication for Strategy • Islam Transform People and Leaders Case Discussion: assessing Islamic banking industry in Indonesia (Micro-syariah, SMEs) 6 • The Challenge of Culture • The Organization Alignment and the Discipline on Strategy Execution Case Discussion: assessing the zakat sector in Indonesia 7 • Strategic Decision Making • Strategy Maps Case Discussion: assessing the state-owned enterprises sector in Indonesia 8 Mid-Semester Project Submission due 9 • The Role of Islamic Law in Managing Firms • Islamic Strategic Management in Execution: Muhammad SAW, the Super Leader and Super Manager • Case Discussion on Al Rajhi Bank 10 • Islamic Strategic Management in Execution: Muhammaad SAW as self, family and business leaders • Case Discussion on Bank Muamalat 11 • Islamic Strategic Management in Execution: Muhammad SAW as the great Da’i: walk the talk, Political and Education Leaders • Case Discussion on Bank Rakyat 12 • Islamic Strategic Management in Execution: Muhammad SAW as Law Enforcer and Military Leaders • Case Discussion on McDonald’s Pakistan 13 • The overview of Islamic Strategic Management: from Effectiveness to Falaah. Case Discussion on Unilever Bangladesh 14 Final Exam Strategi operasional, strategi financial dan non financial. Studi kasus mengapa bank syariah lebih mahal dari bank konvensional. Keputusan strategic: menentukan segmen yang ditargetkan, pricing. Teori persepsi tentang value sama dengan persepsi tentang benefit dibagi dengan persepsi tentang PV = PB / PS Tahap 1, 2, dan 3 biasa dikaitkan dengan kisah perencanaan 7 tahun masa panen dan 7 tahun masa paceklik di zaman Nabi Yusuf as Tahap 1 developing a strategic vision Tahap 2 setting objectives Tahap 3 crafting a strategy to achieve the objectives and vision Tahap 4 implementing and executing the strategy Tahap 5 monitoring developments, evaluating performance, and making corrective adjustments Tahap 1-4 revise as needed in light of actual performance, changing conditions, new opportunities, and new ideas. Dosen: Achmad Mukhlis Yusuf PhD