Saturday, September 28, 2013

PASCA: Ekonomi Mikro Islam (2) Konsep Dasar dan Karakteristik Ekonomi Islam


Konsep Dasar dan Karakteristik Ekonomi Islam


Tujuan hidup manusia
- Mencapai kesejahteraan
- Dalam perspektif Islam mencapai FALAH yaitu kesejahteraan holistik dan seimbang = material-spiritual, individual-sosial, dunia-akhirat. -> tidak ada dikotomi antar semua dimensi

Kelangkaan
- Kesenjangan antara sumberdaya dengan kebutuhan manusia
- Absolut -> Allah menciptakan alam semesta dengan kapasitas yang memadai. Mempercayai kelangkaan absolut adalah bentuk syirik.
- Relatif -> Kelangkaan terjadi karena: ketidakmerataan distribusi, keterbatasan manusia, konflik tujuan duniawi dan ukhrowi.

Falah = kebutuhan manusia terpenuhi secara seimbang
Maslahah = keadaan material dan non-material à meningkatkan kedudukan manusia, dengan parameternya diambil dari maqasid Islam:
1. agama (dien)
2. intelektual (‘aql)
3. material (maal)
4. jiwa (nafs)
5. keturunan (nasl)
(6) hifzhul bi’ah *tambahan dari Yusuf Qardhawi
Jika tidak memenuhi tujuan tersebut, hukum fiqh (yang zhanniy) dapat direview kecuali yg qath’iy. Qath’iy yaitu yang terkait dengan ibadah mahdhah.

Buku: Akram Khan
Kasus: jika pesaing bisnis melakukan hal2 yang dilarang bagaimana menyikapinya, dengan meninggalkan hal tersebut dan meyakini rahmat Allah, pada hal lain.




Perspektif kesejahteraan dan preferensi manusia berbeda-beda.


Ekonomi merupakan bagian integral dari ajaran Islam (kaaffaah). Ekonomi Islam terwujud jika Islam diyakini dan dilaksanakan menyeluruh.

Normatif: what ought to be
Positif: what it is
Ekonomi Islam mempelajari yang akan dan telah dilakukan manusia dalam berekonomi.
Positivisme lebih cocok untuk ilmu alam yang tunduk pada hukum alam (sunnatullah), tidak cocok untuk ilmu sosial yang objeknya manusia.
Ekonomi Islam tidak menggunakan the law of the big number, keadaan mayoritas (demokrasi) tidak menjadi benar jika bertentangan dengan tuntunan wahyu.
Rasional Islami: individu yang sadar dan perhatian untuk memperoleh falah, menjadi perilaku logis dan etis:
-          bervisi dan berprinsip jangka panjang
-          etis mendahulukan kemaslahatan yang lebih besar daripada kemaslahatan individu

Kebenaran dan kebaikan dalam ekonomi Islam menyatu: diambil dari wahyu dan turunannya (wahyu+fakta) fakta mendukung wahyu.
Sedangkan dalam ekonomi konvensional dapat terjadi divergensi antara kebenaran dan kebaikan: teori harus didukung fakta walaupun tidak baik secara moral, fakta dapat merubah teori.


Ekonomi Islam dalam praktek kehidupan negara Indonesia yang tidak dilandaskan atas aturan Islam adalah adanya harmonisasi antara fatwa ulama dengan peraturan dari negara. Di negara-negara yang merupakan negara Islam peraturan dari negara akan direview apakah sesuai dengan maqasid dan menghasilkan feedback bagi pemerintah. Proses harmonisasi untuk keuangan syariah dari produk hingga menjadi peraturan yang mengikat dengan diskusi antara ulama dengan instansi pemerintah yang berkaitan, sebagian dengan permintaan fatwa dari pihak yang ingin mengeluarkan produk bisnis tertentu.

Fasilitator: Dr. Yulizar D. Sanrego, M.Ec.

 

No comments: