Hak dan kewajiban pemilik (Monk & Minow)
Hak: menggunakan properti, mengatur siapa yang terlibat dalam
penggunaan, transfer kepemilikan
Kewajiban: ensuring property, no damaging others
Hak dan kewajiban pemilik (KNKG)
Hak: mendapatkan informasi, mendapatkan keuntungan, ikut RUPS
CG di Indonesia memastikan perlakuan yang setara antar para pemilik
baik yang mayoritas (controlling) maupun yg minoritas. CGnya masih berupa himbauan.
Pandangan hidup mempengaruhi konsep kepemilikan.
Western: individual. Komunisme: tidak ada private property.
Islam: mengakui hak milik
pribadi tetapi tidak absolut yaitu: tidak boleh diambil dengan cara yang
melanggar hukum, tidak boleh menimbulkan bahaya bagi pihak lain.
Presentasi paper miko kamal (2008)
mengenai GCG di BUMN
GCG di BUMN menjadi gambaran kinerja pemerintah. Indonesia saat ini
menerapkan voluntary model seperti yang diterapkan oleh Australia, Jerman, UK
yang peringkat ICPnya di peringkat atas, sedangkan US yang rangking cukup atas
sudah menerapkan mandatory. Rangking Indonesia di atas 100 sehingga disarankan
diterapkan mandatory sehingga korupsi tidak merajalela.
Presentasi paper Veronica dan Sidharta Utama mengenai type of earnings
management and jenis perusahaan di Indonesia.
Latar belakang dan tujuan:
Earnings management terbagi 2 yaitu oportunistik dan efisien, public
perception di Indonesia kecenderungan lebih kea rah oportunistik, hipotesa
bahwa jenis perusahaan mempengaruhi pilihan earnings management.
Earnings management / manajemen laba: strategi /pilihan yang dilakukan
manager untuk memanipulasi keputusan akuntansi dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Terdiri dari 2 jenis:
1. Oportunistik
2. Efisien
Sample diambil dari perusahaan listing tetapi dikeluarkan data2 yang
tidak lengkap dan data2 yang ekstrim seperti yang terjadi pada saat krisis
keuangan dan pada industri2 yang sensitif.
Hubungan regresi antara dependent (manajemen laba) dan independent
variables (terdiri dari 6 variabel)
Hipotesa
Kebijakan fleksibilitas kebijakan akuntansi accrual atau tidak,
berpengaruh besar terhadap profit: jika efisien maka pengaruhnya positif jika
oportunistik maka pengaruhnya negatif.
Kapitalisasi market, komite audit dan big 4 auditors apakah berpengaruh
bagi pemilihan earnings management.
Kesimpulan: manajemen laba di Indonesia campuran tetapi lebih
banyak ke arah efisien, sehingga tidak sesuai dengan common perception bahwa
lebih ke arah oportunistik. Dan skala perusahaan, auditor big 4, dewan
independen dan komite audit tidak selalu membawa manajemen laba yang lebih
efisien. Perusahaan di Indonesia lebih banyak kepemilikan family tetapi
mengurangi adanya konflik kepentingan sehingga memungkinkan untuk lebih efisien.
Data corporate governance dapat diambil dari IICD (Indonesian Institute
for Corporate Dictatorship)
Presentasi paper Sato memperkuat paper Veronica dan Sidharta tetapi
dalam lingkup yang lebih luas yaitu di Asia.
GCG = mengarahkan agar perusahaan besar dalam pelaksanaannya dapat
dipertanggungjawabkan dengan tidak menzolimi siapapun, akan tetapi memberikan
manfaat sesuai dengan maqashid.
Faktor yang menyebabkan kegagalan bisnis di Indonesia: hutang swasta
yang besar, kebijakan perbankan yang lemah, isu politik, tidak ada itikad baik
pemerintah.
Pada perusahaan dan pemerintah: keinginan pribadi yang ditonjolkan akan
merugikan pemegang saham lainnya, fungsi manajer sebaiknya tidak dicampur
dengan owner.
Sample diambil dari 6 grup perusahaan di Indonesia.
GCG gagal bekerja saat terjadi: informasi asimetris,
Kesimpulan: perusahaan family belum tentu tidak berjalan baik jika
dikelola dengan prinsip2 GCG dan akan lebih baik jika dibuat go public.
Poin penting dari perusahaan di Indonesia.
Kebanyakan perusahaan di Indonesia diawali sebagai family ownership,
dan susah melepas kepemilikan ke pihak lain yang menyebabkan control berkurang
sehingga debt / hutangnya tinggi, diatas 33% . Sehingga industri riil dengan
industri keuangan masih sangat berkaitan. Family ownership dapat menjadi
malapetaka jika memiliki grup sehingga bisa bergerak kemana2. Family ownership
konflik kepentingan kecil tetapi debt besar sehingga perlu diperhatikan. Selain
family ownership, kolusi juga menjadi penyebab utama kegagalan GCG.
Compulsory versus voluntary model dalam penerapan GCG, sebaiknya
compulsory hingga tingkat tertentu karena comply seluruhnya terhadap GCG membutuhkan
banyak dana sehingga tidak memungkinkan bagi perusahaan berskala kecil.
Tax planning berhubungan dengan manajemen laba / earnings management,
contohnya dalam amortisasi yang boleh diakui di awal atau secara bertahap.
Sebelum hipotesis dilandasi dengan landasan empiris dari teori yang
sudah ada sebelumnya, baru kemudian dibuktikan apakah hipotesis terbukti atau
tertolak.
Fasilitator: Sugiyarti Fatma Laela, M.Buss. Acc
No comments:
Post a Comment