Ekonomi
Makro dalam perkembangannya dekat dengan politik ekonomi karena kebijakan
fiskal dan moneter tidak dapat dipisahkan dan harus mendapatkan persetujuan
dari legislative yaitu parlemen atau DPR. DPR mempunyai 3 fungsi: (1) legislasi
produknya berupa undang-undang, (2) budgeting / anggaran produknya berupa APBN,
dan (3) pengawasan.
Dalam teori
public finance, kebijakan public finance dimulai dari pemilu yang menghasilkan
anggota parlemen kemudian menghasilkan politik anggaran dan kemudian
menghasilkan kebijakan.
Anggaran
pendapatan dan belanja Negara (apbn dan apbd) dasar hukumnya dari UUD 45 dan
UU. Presiden yang mengajukan UU, kemudian presiden dan dpr yang membahas.
Inisiasi dari presiden dan pemerintah, dpr tidak boleh mengajukan anggaran
sendiri. Di US parlemen dapat mengajukan anggaran. Presiden menunjuk menteri
keuangan sebagai coordinator pemerintah dalam membahas UU tsb.
Dasar hukum APBN
dari UUD 45 dan UU no 17 thn 2003.
UU mengatur
pendapatan Negara diambil dari mana saja, yaitu pajak, dan lain-lain. Jika
ingin memasukkan zakat ke pendapatan Negara berarti harus mengamandemen UU tsb
dan juga UU Pajak yaitu dimasukkan sebagai pendapatan pengurang pajak.
Fungsi anggaran yaitu hak budget dpr untuk menyetujui atau tidak anggaran yang diajukan pemerintah. UU APBN yang berlaku saat ini memiliki ciri: (1) Dulu menggunakan T account, sekarang menggunakan I account. (2) Berbasiskan pada kinerja, indikatornya adalah output, outcome dan impact. (3) Sampai pertengahan tahun belum sampai 30 40 %, sehingga pada akhir tahun banyak kegiatan menghabiskan budget. Seharusnya anggaran digunakan untuk program yang hasilnya terlihat hingga 3 tahun ke depan dan tidak langsung habis.
Konversi T
account menjadi I account: pengeluaran pembangunan dihilangkan dan digabungkan
ke dalam belanja pemerintah pusat. Menutup pembiayaan melalui sukuk, dan pantas
diangkat menjadi judul penelitian seberapa besar seharusnya pemerintah
mengeluarkan sukuk dan jenis sukuk seperti apa yang pas untuk diterbitkan.
Membaca APBN
Sisi belanja
pemerintah lebih besar dari pendapatan negaranya. Salah satu pembiayaannya
berasal dari utang luar negeri sehingga terus bertambah dan dapat diambil dari
hutang dalam negeri juga melalui SUN atau sukuk. Hutang dalam negeri bersifat
soft loan dan jangka panjang, bunganya kecil. Bunga yang muncul dari hutang
luar negeri dibayar APBN.
Pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan output yang dihasilkan dari jumlah produksi barang
dan jasa dibanding tahun lalu. Dikategorikan berdasarkan jenis pengeluaran:
konsumsi lebih besar daripada pembentukan modal, ekspor hanya sedikit lebih
besar dari impor. Sehingga pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi. Konsumsi
adalah disposable income yaitu pendapatan dikurangi pajak sehingga pajak
mengurangi daya beli. Sedangkan zakat seharusnya menaikkan daya beli secara
agregat karena walaupun mengurangi disposable income masyarakat menjadi
disposable income bagi masyarakat fakir dan miskin.
GINI ratio
meningkat. GINI ratio adalah mengukur gap yang terjadi diantara orang
berpendapatan tinggi dengan orang berpendapatan rendah. Indonesia disebut
sebagai middle income country yaitu karena orang yang berpendapatan pertengahan
tumbuh cepat yaitu yang bekerja di sektor2 jasa keuangan, teknologi, transportasi,
dll sedangkan di sektor pertanian dsb tidak meningkat sehingga gapnya terus
melebar.
Dosen: Dr. Handi
Risza Idris
No comments:
Post a Comment