EPISTEMOLOGI
EKONOMI ISLAM
Epistemologi
: theory of knowledge
Apa yang
dapat diketahui? Bagaimana mengetahuinya? Darimana diperoleh? Bagaimana validitas
pengetahuan a piori dengan a posteriori?
Epistemologi
ekonomi Islam:
Darimana
sumbernya? Sumber ini mempengaruhi bangunan ilmu
Bagaimana
cara mengetahuinya? Apakah pengetahuan ini berhubungan dengan ekonomi Islam?
Bagaimana proses mendapatkan pengetahuan tersebut? Keshahihan / validitas: a
priori dengan a posteriori.
Perbedaan a
priori dengan a posteriori
A priori=pengetahuan
yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman, hipotesa, teori tanpa praktek
A
posteriori=setelah mendapat pengalaman
Dibutuhkan
karena cara pandang terhadap pengetahuan akan berbeda sebelum dengan setelah
ada experience.
Dalam Islam
sangat memungkinkan adanya perubahan pengetahuan a priori dengan a posteriori,
jika sumbernya salah dipahami atau salah mengambil sumber.
Ilmu ekonomi
mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Epistemologi
ekonomi Islam = hakikat ilmu, esensi, makna sesungguhnya dari ekonomi Islam
Ekonomi
Islam dengan konvensional berbeda dasar = kodrat / nature / karakter dasar dan
scope pengetahuan / ruang lingkup
Epistemologi
ekonomi Islam: esensi, karakter dasar, ruang lingkup -> originalitas
Dalam
ekonomi Islam, ilmu manajemen, bisnis, dll merupakan cabang dari ilmu ekonomi
sedangkan dalam konvensional merupakan ilmu tersendiri karena perbedaan epistemologinya.
Originalitas
ekonomi Islam: contoh ketika menggantikan bunga dengan bagi hasil dalam kurva
LM, kurva equilibrium antara money demand dengan money supply. Tidak relevan
menggantinya begitu saja dan dianggap tidak original.
Selama
ekonomi Islam belum dapat menjawab pertanyaan epistemologi ini maka akan terus
dianggap sebagai penjiplak.
Sedangkan
ilmu ekonomi di fakultas ekonomi yang ada di Indonesia semuanya mempelajari
ekonomi neoklasikal.
Dalam
pandangan yang sekuler sumber ilmu adalah akal dan panca indera, yang diawali
karena kegagalan peradaban yang mengikuti agama pada masa dark ages di Eropa.
Orang yang memiliki pemikiran berbeda dengan doktrin gereja saat itu dihukum
mati, ketika rasionalitas manusia terus berkembang maka agama ditinggalkan.
Barat maju ketika mereka meninggalkan agama tetapi umat Islam terpuruk ketika
mereka meninggalkan agama.
Dasar
pembentukan ilmu ekonomi yaitu intellect: proses reasoning = nalar akal dan
panca indera, tetapi nalar manusia berbeda2. Contoh: bunga menambah harta jika
dipinjamkan, sehingga dikembangkan oleh ekonomi neoklasikal.
Proses
reasoningnya bisa berbeda, untuk menjembataninya mereka membuat kriteria yang
harus bersifat objektif. Contoh: garis kemiskinan disusun dari 2 standar:
makanan dan non makanan. Garis kemiskinan bukan makanan dari komoditas yang
dibuat monetary valuenya. Nilai 293rb per orang per bulan, dibawah itu adalah
miskin. Tetapi sedikit diatasnya tidak termasuk miskin padahal nilainya masih
sangat kecil tetapi hal ini dianggap yang objektif.
Ketika
membahas tentang index kebahagiaan, GDP, dll berdasarkan reasoning yang
mendapat validitas dari teori objektifitas. Objektifitas akan divalidasi. Dari
hal inilah ilmu ekonomi berkembang, sehingga tidak selalu sama dan berkembang
banyak mazhab2 dalam ilmu ekonomi.
Contoh
reasoning dengan teori objektivitas: kesejahteraan ekonomi dicapai ketika
efisiensi tercapai, minimum wasteful resources. Tetapi efisiensi berkaitan
dengan size, siapa pemain yang ada dibalik pasar who is the player. Sehingga
perdagangan bebas di satu sisi menciptakan efisiensi tetapi di sisi lain hanya
pemain besar yang dapat bertahan dan terjadi take over atau pengambilalihan
pasar dari produsen kecil kepada produsen besar. Objektivitas: siapa yang
menjadi target dan apa kepentingannya.
Yang disebut
objektif oleh ekonomi konvensional adalah: efisiensi, dll.
Sehingga
perdebatannya terjadi di level epistemologi.
Kriteria
objektif di ekonomi konvensional: observasi empiris + metodologi yang benar
& bebas nilai: normative statement harus lewat proses verifikasi =
kebenaran empiris, tidak ada kebenaran yang mutlak, berubah sesuai waktu tempat
budaya -> relativism.
Contoh:
ketika riba dilarang maka harus diverifikasi dulu.
Teori
ekonomi berubah dengan munculnya mazhab2 dan saling menyalahkan mazhab lain.
Kebenaran
mutlak vs relatif
Sofisme di
zaman Yunani Kuno menciptakan skeptisisme dan relativisme: benar menurut A
belum tentu benar menurut B -> memunculkan istilah ekonomi mainstream vs
heterodoks dan menciptakan mazhab2.
Objektifitas
adalah rasionalisasi dari subjektifitas.
Sejarah
ekonomi mazhab2: classical -> keynes -> neo classical -> new Keynesian
Cara
mengetahui ada 2 aliran:
1.
Rasionalisme: dari rasio dan logis menghasilkan pengetahuan logis.
2. Empirisme:
dari pengalaman menghasilkan pengetahuan empiris.
Contoh logis:
makanan enak pantas untuk dibisniskan, contoh empiris: melihat titik keramaian,
pesaing, harga, dll.
Kadang
pengetahuan empiris menciptakan hasil yang berbeda dengan pengetahuan logis.
Contohnya logikanya jika mengenakan bunga harta bertambah, tetapi telah
dibuktikan secara empiris bunga menyebabkan pertumbuhan ekonomi turun.
Kadangkala
juga pengetahuan empiris hasilnya tidak logis. Terjadi perbedaan antara
rasionalisme dengan empirisme.
Dua
metodologi pengetahuan yang berbeda ini kemudian digabung menjadi: scientific method.
Penggabungan
rasionalisme dengan empirisme menghasilkan pengetahuan yang ilmiah.
Pengetahuan
ilmiah: logis dan empiris, logis dan bisa dibuktikan secara empiris.
Pengetahuan
filsafat: logis tetapi tidak empiris. Contoh: takdir, jika sesuatu telah
ditentukan (umur, rezeki, jodoh) untuk apa berusaha.
Ilmu ekonomi
konvensional dibangun atas hal seperti itu sehingga wajar tidak ada pembahasan
tentang halal dan haram.
Contoh cara
berpikir logis tentang ilmu ekonomi yang mempelajari human behavior, manusia
yang diamati adalah homo economicus yang didasarkan pada self-interest:
tindakan ekonomi yang dilakukan agar menguntungkan pribadinya. Konsekuensinya
menjadi dasar pembentukan teori2 seperti budget line dan indifference curve,
maximum utility, maksimalisasi profit oleh perusahaan. Filsafat ekonomi sudah
tidak dibahas lagi di fakultas2 ekonomi padahal ini merupakan landasan cara
berpikir.
Semua ilmu
harus punya philosophical foundation yang kuat / epistemological foundation:
termasuk meyakini bebas nilai adalah sebuah nilai.
Rasionalisme
+ empirisme = scientific method -> positivisme
Segala logika
harus ada ukurannya, contoh pengukuran indikator2 ekonomi.
Mainstream
ekonomi: ilmu ekonomi konvensional harus berlandaskan filosofis logis, teori ilmiah berdasarkan paham positivisme, dan dapat diukur sebagai empirical evidence.
Sumber ilmu
lainnya yang lebih rendah daripada akal dan panca indera adalah intuisi: paham
intuisionisme yaitu nalar, wisdom.
Dari proses2
tadi, definisi pengetahuan menurut perspektif barat yaitu pengetahuan terbagi 2
yaitu science dan knowledge. Science (ilmu pengetahuan) untuk ilmu empiris dan
knowledge (pengetahuan) untuk yang non fisik. Sehingga agama masuk kepada
kategori knowledge, bukan science. Letak knowledge ada di bawah science karena
sudah melewati proses empiris, proses metode ilmiah.
Knowledge
tidak perlu diketahui semuanya, jika tidak tahu tidak rugi.
Teori2 dalam
ilmu ekonomi konvensional akan disebut science ketika telah melewati prosedur
ilmiah yang disebut positive statement. Sedangkan normative statement adalah
yang belum melewati prosedur ilmiah. Dengan tingkatan: statement ->
knowledge -> science.
EPISTEMOLOGI
ILMU EKONOMI ISLAM
Istilah
ekonomi Islam dengan syariah dipersamakan di Indonesia dikarenakan hal politik.
Sumber
pengetahuan ilmu ekonomi Islam berbeda dengan ilmu ekonomi konvensional.
Yaitu:
1. Sumber
tertinggi yang kebenarannya bersifat absolut dan mutlak: Quran dan Sunnah.
2. Akal dan
panca indera: membangun logika dan mencari bukti empiris terhadap kebenaran
Quran dan Sunnah: sumber kedua ini hanya mendukung sumber pertama dan tidak
dapat mengalahkan sumber pertama. Mendekatkan realitas dengan idealitas ajaran
Islam, sehingga ajarannya tidak dapat dirubah.
3. Intuisi
(bashirah) didapatkan dengan menghidupkan hati, membangun intuisi. Ahmad Tafsir
mengatakan ada ilumionasionisme yaitu ilham sebagai sumber pengetahuan tambahan
yang diberikan pada manusia yang hatinya bersih tunduk patuh pada Allah
berdasarkan teori kasyf.
Contoh
membayar zakat secara logika sederhana mengurangi harta tetapi Quran mengatakan
bertambah bahkan berlipat, kemudian logikanya dikembangkan dan ditemukan logika
ekonomi makro yang dapat menemukan kebenaran bahwa zakat mendorong pertumbuhan
ekonomi. Sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa berbagi mensejahterakan.
Proses simultaneous
antara sumber kebenaran absolute dengan sumber logika empiris, setiap
permasalahan ada solusi yang dibuka baginya.
Pendapat ulama:
- An Nasafi:
saluran sumber ilmu adalah indera, akal, intuisi melalui informasi yang benar
dengan sumber tertinggi wahyu.
- Al Ghazali:
indera, intuisi dan akal tidak bertentangan dengan wahyu.
Definisi
ilmu pengetahuan:
Definisi
beragam / limitless (Wan Daud dan Al Attas) tetapi esensinya ilmu adalah yang
datang dari Allah dan diperoleh oleh jiwa yang aktif dan kreatif (deskripsi
oleh Al Attas).
Semua hal
datang dari Allah, hanya bagaimana menginterpretasikannya agar semakin dekat
dengan Allah. Hasil ilmuwan akan berbeda apakah mendekati Allah atau
menjauhiNya berdasarkan basis keimanan atau bukan.
Dalam Islam
tidak ada dikotomi ilmu antara yang ilmiah dan tidak ilmiah.
Pembagian
ilmu berdasarkan ulama2 Al Ghazali, Ibnu Taimiyah, dll terbagi dua yaitu yang
berdasarkan wahyu dan yang tampak. Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi terbagi
menjadi fardhu ‘ain dan fardhu kifayah.
Tools of
analysis seperti index dan indikator2 ekonomi yang digunakan ilmu konvensional
ada yang dapat diterima ada yang tidak dapat diterima dalam ekonomi Islam
tergantung apakah sesuai dengan landasan epistemologinya sehingga boleh saja
dipakai jika tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Dosen: Irfan
Syauqi Beik, PhD
No comments:
Post a Comment