Saturday, October 26, 2013

PASCA: Ekonomi Mikro Islami (6) Consumer & Producer Behavior



CONSUMER BEHAVIOR

Consumer behavior konvensional:
1. Cardinal approach -> utility: total utility + marginal utility = optimum satisfaction
2. Ordinal approach -> indifference curve + budget line = optimum satisfaction
Tujuannya adalah optimum satisfaction.


Cardinal

Marginal utility adalah penambahan kepuasan setiap penambahan konsumsi, digunakan untuk konsumsi satu barang: MU = ΔTU / ΔQ
Optimum satisfaction tercapai jika MU=0, saat tidak ada lagi tambahan kepuasan yang diperoleh melainkan dengan adanya penambahan konsumsi maka terjadi penurunan kepuasan = the law of diminishing return = titik jenuh, disinilah letak optimum satisfaction.

Perspektif Islam
Utility diperbolehkan dan tidak ditentang, tetapi Islam memiliki konsep yang lebih dari utility yaitu maslahat.
Dalam maslahat sudah tercakup utility ditambah dengan barokah.
Maslahat = utility (manfaat) + barokah

Masuk nilai (value)
QS: kuluu wasyrobuu walaa tusyrifu = jangan berlebih-lebihan
Hadits: berhenti makan sebelum kenyang -> tidak tunggu kenyang
Letak konsumsi optimum dalam perspektif Islam terdapat pada titik tertinggi marginal utility, bukan pada titik terendahnya seperti dalam perspektif konvensional.


Ordinal

Indifference Curve adalah kurva kepuasan sama yang digunakan pada 2 komoditi. Kombinasi barang x dan y yang akan memberikan kepuasan sama.
Budget line / budget constraint = harga barang x dan y, kombinasi barang x dan y yang bisa dibeli dengan sejumlah pendapatan tertentu
I = x Px + y Py
Optimum satisfaction dalam ordinal terjadi saat IC dan BL bersinggungan

Perspektif Islam
QS At Taubah: khuz min amwalihim sodaqah
Konsekuensinya yaitu tidak 100% penghasilan untuk digunakan konsumsi
Shadaqah dalam mikro terdiri dari 2 hal: wajib dan nafilah / sunnah. Wajib: nafkah, sunnah: infak.
I (I-z) = x Px + y Py +G
Z=2,5%
G=infak, dalam persentase yang tidak ditetapkan

Buku: Pengenalan Eksplisit Ekonomi Islam


PRODUCER BEHAVIOR

Producer behavior terdiri dari :
1. Satu input variabel:
2. Dua input variabel: Isoquant (IC utk produsen) dan Isocost (BL utk produsen)
Tujuannya: maximum profit atau minimum cost

Q=f(K,L)
K=capital, Labor, Total Produksi, Average Product of Labor
APL = TPL / L
MPL = ΔTP / ΔL

Perspektif Islam
Pendekatan bekerja, menggunakan dalil-dalil tentang bekerja.
Hadits: jika seseorang yang bekerja dan kelelahan maka diampunkan dosa-dosanya, bekerja merupakan salah satu jihad.
QS: daarul aakhirah, walaa tansa nasiibaka minaddunya
Perusahaan yang Islami:
1. dianggap tempat ibadah sehingga prosesnya dianggap mendapatkan pahala
2. dijadikan arena jihad untuk memenangkan peperangan terhadap maghrib (maysir, gharar, riba)
3. untuk mencapai kesejahteraan: falah, melalui maqashid syariah



Prinsip Produksi Islam

Produksi Islam bersifat altruistic
Altruistic = tidak mementingkan kepentingan sendiri, tetapi juga memikirkan kepentingan umum.
Sehingga tidak dapat mengejar keuntungan semata, tetapi harus mengejar falah: value of the firmnya yang tinggi walaupun profit belum tinggi, value dapat berupa penambahan fasilitas, penambahan kualitas SDM, dll

Distribusi Pendapatan
Pareto optimality = 80% 20% = disparitas = 80% kekayaan dikuasai oleh 20% populasi
Hal ini bukan dikarenakan gap antara kebutuhan dengan resources tetapi lebih karena permasalahan distribusi (Buku: Iqtishaduna oleh Baghir AsSadr)
Efisien produksi: mencapai maksimalisasi untuk diri sendiri dengan mengorbankan yang lain.
Islam menolak pareto, dengan dalil: jangan sampai kekayaan beredar di kalangan tertentu saja.

Given demand hypothesis: berapapun yang ditawarkan akan diserap oleh pasar. Islam menolak konsep ini karena ada batasan altruistic sehingga yang diproduksi hanya yang dibutuhkan saja, mendekati konsep market driven.

Maslahah = keuntungan + berkah
Profit konvensional = TR-TC
Maslahah = TR-TC-BC
BC= berkah cost, sesuatu yang dikorbankan untuk mencapai berkah, sedangkah BR = berkah revenuenya tidak dapat dimasukkan kedalam perhitungan karena merupakan perhitungan akhirat.\


Fasilitator: Dr. Nurul Huda

No comments: