Saturday, September 6, 2014

PASCA: Manajemen Investasi (2) KONSEP RISK DAN RETURN DALAM INVESTASI SYARIAH

KONSEP RISK DAN RETURN DALAM INVESTASI SYARIAH Antara risk dan return munculnya selalu bersamaan, secara syariah risk goes along return / resiko akan menyertai keuntungan / al ghunmu bil ghurmi. Semakin tinggi ekspektasi return maka akan semakin tinggi resikonya, tetapi jika resiko tinggi belum tentu pengembaliannya tinggi. Kasus risk free investment: start pengembalian tidak dimulai dari 0 tetapi dimulai dari titik yang dijamin. Masuknya risk free investment dalam portfolio investasi dilakukan untuk mengurangi risiko portfolio secara keseluruhan. Aset terdiri dari yang bebas resiko dan yang beresiko (*perspektif konvensional) Yang bebas resiko yaitu seperti surat utang Negara: SBI, SWBI, sukuk, Government T-Bills. Rasio hutang terhadap GDP Indonesia adalah 25% (hutang Indonesia 25% dari GDP), Negara lain seperti Amerika bisa memiliki 100% atau lebih. Sistem anggaran Indonesia menganut sistem deficit yaitu lebih besar pengeluaran daripada pendapatan, yaitu salah satunya untuk adanya balancing. Hutang nasional terdiri dari hutang pemerintah dan hutang swasta. Dalam Islam, risiko adalah sesuatu yang sesuai dengan sunatullah (QS Luqman: 34). Risiko adalah bagian dari ikhtiar dan berhubungan dengan tawakkal. Kisah Nabi Yusuf as dengan 7 musim panen dan 7 musim kering dapat menjadi contoh manajemen risiko dan contoh financial planning. Menurut pendapat ini konsep bebas resiko (risk-free risk) tidak ada dalam syariah karena setiap pekerjaan memiliki tingkat resiko yang berbeda2. Pembagian resiko dalam syariah terdiri dari 3 yaitu: speculative risk (maysir), unnecessary risk (gharar), dan allowable risk (natural risks) dengan potensi risiko maysir paling sedikit, gharar menengah dan allowable risk paling banyak. Maysir dan gharar = game of chance, ditentang dalam QS Al Maidah: 90-91. Literatur keuangan syariah tidak mengakui adanya resiko nilai tukar, non-natural inflation risk, karena merupakan bagian dari gharar. Risiko investasi terbagi 2 yaitu risiko sistematik dan non-systematic. Contoh systematic risk yaitu krisis tahun 2008 yang dipicu oleh subprime mortgage di Amerika yang menimbulkan implikasi pada bursa efek di Indonesia karena banyak yang menarik investasi karena memerlukan dana sehingga banyak saham dijual di bursa. Sedangkan risiko produk dibagi 3 yaitu: rendah, sedang, tinggi. Pembagian investasi: - Berdasarkan sektor: keuangan, riil - Berdasarkan jangka waktu: pendek, menengah, panjang - Berdasarkan profil risiko: rendah, sedang, tinggi Yield vs capital gain. Contoh yield: hasil dari penyewaan properti, capital gain adalah keuntungan penjualan dari pembelian contoh saat dibeli 500 juta dan dijual 700 juta maka capital gain sebesar 200 juta.

No comments: