Saturday, September 20, 2014

PASCA: Manajemen Strategi (4) Maslahah Performa

MANAJEMEN STRATEGIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN ISLAMI Maslahah Performa Islamic Strategic Management System Konsep maslahah untuk organisasi diturunkan dari maqashid syariah untuk individu. Maqashid syariah dengan urutan yang tidak ditetapkan oleh imam2 tetapi yang konsisten adalah maal di urutan terakhir. Sifat organisasi hampir sama dengan sifat manusia seperti: membutuhkan energy, mengalami tahap pertumbuhan dari mulai awal sampai memiliki akhir, setiap yang bernyawa pasti mati akan tetapi kemanfaatannya harus sustainable. Contoh seperti pendiri ikhwanul muslimin telah meninggal tetapi manfaat organisasinya masih terus ada. Kekuatan suatu organisasi dilihat dari bagian terlemah dari organisasi tersebut. Kekuatannya terletak pada bagian terlemah. Contohnya harga sebuah tas mahal tetapi resletingnya rusak dalam jangka waktu 1 bulan maka sebesar itulah kekuatan tas seharga tersebut. Jiwa organisasi terletak pada proses yang paling lemah. Kebutuhan terhadap jiwa dalam maslahah. Contohnya individu yang meninggal karena ada masalah hanya pada salah satu organnya seperti contohnya ginjal walaupun organ lain masih bagus tetapi karena ada satu hal yang tidak berfungsi lagi maka tidak dapat berfungsi seluruh tubuhnya. Kebutuhan keturunan di organisasi diwakili dengan talent baru yang memiliki visi sama dengan founder sehingga yang menjadi inti sustainabilitynya adalah pada kebaikan organisasi tersebut. Kebutuhan akal dalam organisasi digambarkan harus adanya learning yang harus didukung dengan kebutuhan jiwa yaitu selalu mengedepankan kebaikan. Customer bagi organisasi sangat penting karena tidak mungkin ada organisasi tanpa ada customer tetapi merupakan media Allah untuk memberikan rezekinya bagi organisasi sedangkan organisasi merupakan media Allah untuk memberikan layanan pada customer. Perusahaan yang berbasis maslahah harus ada compliance terhadap syariah dan compliance terhadap legal dan tidak boleh salah satunya dilepaskan. Proses utama adalah proses penciptaan nilai, improvement dan innovation harus ada untuk menjaga sustainability sebuah organisasi. Manajemen resiko ada di setiap bagian dari sebuah organisasi. Compliance di bagian atas bagan merupakan bagian kepatuhan sedangkan di bagian bawah bagan merupakan bagian inovasi. Talent harus memiliki capability dan capacity, capability adalah kemampuan sedangkan kapasitas adalah porsi yang mampu diambil. Contohnya gelas adalah kapasitas sedangkan airnya adalah capability. Oleh karena itu harus menempatkan orang dengan kapabilitas yang sesuai dengan kapasitasnya. Jika orang yang memiliki capability yang lebih tinggi ditempatkan di pekerjaan dengan kapasitas kecil maka akan tidak tersalurkan kemampuannya sehingga ia akan mengganggu proses lainnya. Juga bila kapasitasnya terlalu besar untuk capabilitynya maka ia mau mengerjakan tetapi tidak bisa memenuhi tuntutan pekerjaan. Capability dan capacitynya juga terdiri dari 2 hal yaitu agama dan ilmu, agama adalah aqidah akhlak dan syariah sedangkan ilmu adalah insight, knowledge, skill, education and experience. Seseorang harus mampu di bidang agama dan bisnisnya secara berimbang. Learning dalam organisasi juga untuk kedua faktor yaitu pengelolaan ibadah dan pengelolaan organisasinya. Pada akhirnya akan menjadi suatu siklus cara mendapatkan harta dan cara membelanjakan harta. Jika suatu organisasi meng encourage karyawan untuk melakukan ibadah maka jiwanya akan menjadi tenang dan memiliki talent yang baik di agama maupun di ilmu sehingga proses learningnya menjadi baik juga dan menyebabkan customer puas atas layanannya dan bertambah sehingga harta organisasi bertambah juga. Harta tersebut tidak boleh dibiarkan tetapi harus dialokasikan lagi berdasarkan porsinya untuk customer, untuk learning dan talent, untuk internal process, dan untuk ibadah. Siklusnya kembali pada ibadah lagi. Siklus PDCA plan-do-check-action digunakan untuk melaksanakan sistem kinerja MaP yaitu merencanakan kemudian dilakukan kemudian dicek dan setelahnya dikerjakan atas hasil evaluasinya dan kemudian direncanakan lagi langkah berikutnya. Plan ada 5 dari 8 langkah dalam PDCA untuk maslahah performa ini. Plan 5 langkah, do 1 langkah, dan check 1, action 1. 1.menyusun perencanaan strategis, 2.mengidentifikasi fondasi kemaslahatan, 3.menentukan perilaku kemaslahatan, 4.menentukan ukuran, 5.menyepakati kontrak kerja, 6.menerapkan kinerja, 7.melakukan pemantauan, 8.melakukan tindak lanjut. Manajemen kinerja sangat berhubungan dengan manajemen strategis. Dalam penentuan ukuran harus diturunkan dari manajemen atas ke unit kerja di bawahnya oleh karena itu alignment atau menyelaraskan dari ukuran kerja yang diatas menjadi ukuran kerja yang dibawahnya. Koordinasi antar bagian juga harus dipelihara agar hasil kerjanya sesuai dengan ukuran kinerja di organisasi tersebut. Proses menurunkan kinerja dari atas ke bawah sedangkan proses penilaian dilakukan dari bawah ke atas sehingga nilai kinerja individu digabungkan menjadi nilai bagian dan digabungkan menjadi nilai organisasi. Konsepnya adalah semakin banyak mengeluarkan dana-dana kebaikan maka akan meningkatkan wealth perusahaan tersebut. Menerapkan kinerja dengan menggunakan siklus perencanaan strategis kemudian dibuat rencana kerja tahunan, dan dibuat pengalokasian sumber daya dan penerapan program kemudian kembali ke perencanaan strategis. Langkah terakhir adalah melakukan pemantauan melalui pemantauan kinerja individu dan organisasi, juga menjalankan coaching serta pemantauan kinerja dengan sistem online. Dosen: Dr. Achmad Firdaus MSi

No comments: