Saturday, September 27, 2014

PASCA: Manajemen Investasi (6) Performance Evaluation

Manajemen dan Pengukuran Kinerja Portofolio Menilai portofolio seperti reksadana yang dimiliki untuk dibandingkan dengan pasar seperti JII apakah lebih baik atau lebih buruk baik dari sisi return, dsb. Pengukuran kuantitatif menggunakan berbagai metode. Pendekatan investasi aktif harus selalu melakukan monitor dan melakukan perubahan jika ada yang kurang perform dibanding yang diharapkan dan mengganti dengan investasi lainnya. Pendekatan aktif ini menggunakan analisis teknikal yaitu melihat pergerakan investasi yang dimiliki per periode jangka pendek seperti per bulan, tidak untuk jangka panjang. Pendekatan investasi pasif hanya mengikuti pergerakan setelah dibentuk portofolionya. Manajemen portofolio: membuat standarisasi yang dapat diikuti semua investor. Proses manajemen portofolio syariah: 1. Membuat kebijakan investasi: agresif, moderat, konservatif ; berapa expected returnnya 2. Syariah screening untuk saham, sukuk, reksadana, sektor riil (emas, property, perkebunan, dll) Review secara detil: company profile (manajer investasi, isinya apa saja, umurnya berapa, history) Financial analysis baik secara teknikal maupun fundamental. Coassessment Apakah dananya tersedia dan harganya sesuai? 3. Memilih saham apa saja isinya 4. Alokasi aset: berapa bobot investasi untuk masing-masing produk? 5. Monitoring: bisa per bulan, per 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Purification of earning: mengeluarkan zakatnya bila telah mencapai nishab. Semua hal dilakukan secara terus menerus: continuous improvement & re-evaluation. 1. Mengidentifikasi tujuan, hambatan, dan preferensi 2. Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi 3. Memonitor kondisi pasar, campuran aset, dan kondisi investor: bagaimana kondisi pasar seperti Negara dengan segala kebijakannya, pertumbuhan ekonomi antara 5,5 – 7 (growth). Kondisi investor yang dilihat adalah pendapatannya seperti kenaikan gaji, atau mendapatkan harta warisan, adanya pengurangan atau penambahan anggota keluarga sehingga harus menghitung investasi tambahan. 4. Melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap portofolio. Seperti jika suatu saham mengalami penurunan maka apakah dapat naik atau akan turun terus dan sebaiknya dilepas karena sudah tidak layak dipertahankan. Investor institusi memiliki dana yang sangat besar oleh karena itu jika dipindahkan secara drastic akan dapat menyebabkan pasar bereaksi oleh karena itu jangka waktu investasinya lebih lama dan profilnya hampir sama di setiap waktu tetapi ada beberapa bagian yang tidak dapat dimasukinya seperti asuransi tidak meletakkan investasi di property karena likuiditasnya yang rendah. Investor individu profilnya berbeda sesuai usia, dan risiko dianggap sebagai kehilangan uang, memiliki tujuan keuangan, perpajakan menjadi faktor yang penting dalam pertimbangan. Secara umum, return investasi yang termasuk konservatif adalah yang berada di bawah 10%, moderat antara 10% sampai 20% sedangkan yang agresif diatas 20%. Nilainya dapat bertambah sejumlah return tetapi juga resiko kehilangan sampai sebesar itu. Benchmarking: pembanding untuk penentuan kinerja, seperti: IHSG, JII, indeks per sektor industri untuk membandingkan kinerja portofolio yang dimiliki. Treynor’s Measure Menggunakan beta atau benchmark security market line. Resiko non systematic dianggap sudah tidak ada, hanya ada resiko pasar seperti harga rupiah, harga bahan baku, kebijakan2 makro, dsb. Terdiri dari rumus “treynor market” dan “treynor measure” untuk portofolio yang dimiliki. Sharpe Performance Measure Menggunakan standar deviasi dan tidak menggunakan beta. Semakin tinggi nilai sharpe semakin bagus sebuah portofolio investasi. Penggunaan Treynor atau Sharpe tergantung asumsi, untuk menilai performance portofolio. Jensen’s Alpha Menggunakan model regresi. Alphanya jika positif kinerjanya baik sedangkan negative menunjukkan kinerja buruk sedangkan jika mendekati 0 maka mendekati pergerakan pasar. Information Ratio Membagi alpha dengan nonsystematic risk: menggunakan standar deviasinya. Nonsystematic risk dianggap sudah dapat dihilangkan dengan adanya diversifikasi. Mendekati 0 tetapi tidak sampai hilang samasekali nonsystematic risknya. Alpha portofolio dibagi dengan standar deviasinya. UTS membawa kalkulator dan closed book materi: risk return, portofolio, CAPM, performance evaluation (treynor, sharpe, jensen) Dosen: Wiku Suryomurti

No comments: