KAJIAN
ONTOLOGIS: ISLAMIC WORLDVIEW VS WESTERN WORLDVIEW
Falsafah
ekonomi dan falsafah pengetahuan dalam Islam.
Value Laten:
hubungan kausalitas menjadi basis munculnya mekanisme pasar.
Worldview:
the origin of universe and nature of human life
Setiap
ciptaan Allah ada unsur kesengajaan dan tidak ada yang tidak sengaja.
Ontologis:
hakikat tentang sesuatu
Bagaimana
manusia memandang dunia akan berdampak pada penciptaan konsep di bidang
ekonomi.
Pandangan
dunia berbeda menciptakan pandangan kehidupan yang berbeda pula.
Tentang
permasalahan ekonomi: sumber daya alam apakah terbatas atau cukup berlimpah.
Adanya
persamaan makna worldview dengan paradigma.
Paradigma
Adalah basic
point of view.
Ilmuwan
harus memiliki referensi yang authoritative, sehingga tidak terjebak pada
subjektifitas dalam melahirkan sebuah pengetahuan tertentu. Authoritative yaitu
yang tidak ada lagi bantahan terhadapnya. Ilmu pengetahuan adalah hasil paradigma.
Paradigma adalah sesuatu yang melatarbelakangi ilmu pengetahuan. Paradigma
memiliki prinsip yang authoritative.
Sebagai
muslim maka menjadi basic point of view / guidance principle dalam memandang dunia,
akan berdampak pada proses konseptualisasi.
WESTERN
WORLDVIEW
-Meninggalkan
nilai2 keagamaan, dimulai sejak renaissance/enlightment/the age of reason abad 17-19.
-Memberikan
kepercayaan absolut pada akal: yang benar adalah yang memberikan kesenangan.
Keimanan dan
intuisi digantikan oleh akal.
Menghasilkan
skeptisitas pada Tuhan dan kehidupan kekal: Tuhan sebagai pembuat jam yang membuat
mekanisme alam semesta (Newtonian). Hanya membuat dan kemudian membiarkannya
berjalan secara otomatis dengan sebab akibat. Kemudian memisahkan /
mendikotomikan dunia dengan akhirat dalam pandangan sekularisme. Pandangan
sekularisme terlembagakan termasuk dalam ekonomi. Contoh mekanisme pasar yaitu
menyerahkan semua pada pasar “let the market adjust”. Jika ada permasalahan
pada perusahaan serahkan pada pasar sehingga tercapai solusi dengan sendirinya.
Manusia
sebagaimana alam semesta merupakan produk evolusi: hidup diawali dari lahir dan
berakhir pada saat kematian. Sehingga timbul perilaku menikmati kehidupan tanpa
memikirkan dampaknya.
Natural
movement, berdasarkan fisika dan kimia, menghasilkan pemahaman kekuatan pasar.
Tetapi pada
prakteknya juga diterapkan penetapan tarif dan kuota, dsb pada perdagangan.
Aliran2
filsafat barat yaitu:
1. Positivisme:
jika tidak bisa diamati dan tidak bisa dirasakan maka tidak masuk akal, yaitu
yang tidak bisa dibuktikan secara empiris maka dianggap tidak ada. Contoh:
tidak percaya jika memberikan akan mendapatkan lebih banyak.
2. Materialisme:
penolakan tuhan, benda adalah unsur sesungguhnya dari alam, materi dan kepuasan
jasmani adalah nilai terbesar.
3. Determinisme:
penolakan adanya jiwa, manusia bersifat pasif yang dipengaruhi oleh fisik,
sosial dan psikis yaitu yang dipengaruhi lingkungan eksternal tanpa adanya
kekuatan internal (fitrah) pada awalnya. Manusia ditentukan oleh orang lain.
4. Utilitarianisme:
baik buruk ditentukan oleh kesenangan dan kesusahan, jika senang maka baik dan
jika susah maka buruk. Memaksimalkan pendapatan dan memuaskan keinginan.
Masyarakat
abad 20 tidak sepenuhnya mengikuti pemahaman tersebut, dan selalu berevolusi,
dengan adanya scientific paradigm. Muncul shifting paradigm yaitu dengan adanya
pemikiran2 baru yang berbeda dengan pemikiran2 yang disebutkan sebelum ini.
Contohnya yaitu ajaran humanism. Pada saat terjadi shifting paradigm ini
terjadi kemungkinan untuk beririsan dengan ajaran Islam, dan kembali merapat
pada nilai2 etika. Contoh praktek: di korporasi munculnya benefit corporation, adanya
isu ethical finance yang kemudian menjadikan ekonomi Islam dapat diterima di
beberapa Negara, gerakan kembali ke rumah yaitu untuk memunculkan keharmonisan
dengan keluarga, dll.
Ekonomi
Islam seharusnya tidak hanya membahas dalam aspek aksiologis, tidak hanya
ikut2an dengan barat. Contohnya dalam pembahasan wealth management dan ditambah
dengan “Islamic”, hal itu hanya berada dalam tataran aksiologis. Adapun
seharusnya menarik dari awal yaitu dalam tataran epistemologis bahkan dalam
tataran ontologis. Contoh: kata2 kekayaan dalam pembahasan wealth management
ditarik ke tataran ontologis yaitu mencari sumbernya dalam tradisi ajaran Islam
dan menemukan istilah yang lebih baik yaitu al maal (harta, *pengelolaan
harta). Contoh: substansi manajemen risiko dalam kisah Nabi Yusuf as dalam
menghadapi 7 tahun masa panen yang diikuti dengan 7 tahun masa kekeringan.
Membedakan antara risiko bisnis dengan risiko yang dijadikan cara untuk mencari
keuntungan (spekulasi).
Literatur
yang ada tentang prinsip2 ekonomi Islam seharusnya tidak dianggap sebagai
sesuatu yang sudah final, tetapi membuka peluang untuk review dan pengembangan
serta membawanya ke tataran praktek. Pentingnya riset yaitu memperbaiki yang
rusak dan mengembangkan yang baik.
*Catatan
dari economic hitman yaitu dengan cara membuat negara2 dunia ketiga terbelit
hutang dan kemudian mengambil sumber daya alam nyatanya menjadi keuntungan bagi
“the Feds”, yaitu menjebak dengan pasar keuangan untuk mengambil asset riilnya.
Filsafat
barat mulai abad 17 tersebut memunculkan ekonomi sekuler yaitu mencabut ekonomi
dari etika (pareto optimum concept).
Pendekatan
positif yang membahas “what is” dan jauh dari pembahasan what ought to be.
Tetapi pada
abad 20 sudah muncul kritisi2 untuk ekonomi kapitalis tersebut oleh kapitalis
modern, sehingga muncul kapitalis religious seperti adanya triple bottom line
dalam pengukuran kesuksesan suatu perusahaan.
Scientific
paradigm dimulai dengan komunitas ilmiah yaitu yang melihat permasalahan yang
ada secara empiris dan mengamati serta mencari apa yang salah dan bagaimana
memperbaikinya sehingga menghasilkan kritisi atas sistem yang sudah ada.
Konsep
Islamic worldview telah ada lengkap dengan segala macam scientific worldviewnya
di segala bidang, tugas muslim untuk menurunkan pandangan hidup Islam tersebut
menjadi praktek2 di berbagai macam bidang. Yaitu menghasilkan keilmuan yang
rumit, tetapi menjelaskannya dengan bahasa yang dapat dimengerti dengan baik.
Menggunakan pendekatan deduksi dan induksi. Contoh: kata2 pemberdayaan yaitu
tamkin dan empowerment. Pendekatan deduksi dari pesan2 Quran untuk
menjadikannya dapat dipraktekkan di berbagai bidang kehidupan.
Tambahan
mencari bacaan2 tentang produk ekonomi kapitalis religious tersebut.
Bahasa
pembahasan ilmu barat (scientific paradigm) itu adalah proses pertumbuhan
menuju kematangan / kedewasaan, sedangkan dalam Islam sudah ada petunjuk yang
matang tetapi harus diturunkan dan dikembangkan ke tataran yang lebih detil dan
praktis, serta menjadi konsep yang baku. Contoh ayat terpanjang dalam Quran
yaitu Al Baqarah: 282 berbicara tentang masalah hutang yang bersifat sosial
harus dicatat, substansinya yaitu yang sosial saja harus dicatat apalagi yang
bersifat bisnis hal ini membahas tentang akuntasi dan mitigasi risiko kerugian
pihak institusi dari kesengajaaan pihak nasabah untuk melakukan moral hazard.
*catatan
pandangan untuk latar belakang tesis
Worldview
terkait bidang ekonomi yaitu menjawab pertanyaan2 mendasar dan kemudian
jawabannya menghasilkan konsep yang membawa kesejahteraan manusia secara
keseluruhan (rahmatan lil alamin) dan tidak hanya keuntungan bagi sebagian
orang saja seperti yang terjadi pada sistem kapitalisme awal.
Dosen: Dr.
Yulizar D. Sanrego, M.Ec.
No comments:
Post a Comment