Saturday, March 1, 2014

PASCA: Ushul Fiqh dan Maqashid (1) Pengantar Ilmu Ushul Fiqh dan Hukum Syar'i



Referensi :

1.      Abdul Wahab khalaf, Ushul fiqh, Dar al qalam.
2.      Iyadh Al Sulami, Ushul al fiqh alldzi laa yasa'u al faqih jahluhuh, Dar tadmuriyah, Riyadh
3.      Al Utsaimin, Syarh al Ushul min 'Ilmi al Ushul, Dar ibn Jauzi, Riyadh.
4.      Ad Dawudy, Al Lubab fi Ushul Fiqh, Dar Ibn Katsir.
5.      An Namlah, Al Muhazzab fi Ushul fiqh al muqaran, Maktabah Rusyd, Riyadh

Pengantar Ilmu Ushul Fiqh dan Hukum Syar'i    
Peserta dapat memahami ilmu ushul fiqh secara sempurna dan mutakamil, serta memahami beberapa kaidah penting tentang hukum syar'i dan wadh'i
• Definisi ilmu Ushul Fiqh
• Objek ilmu Ushul Fiqh
• Fungsi ilmu Ushul Fiqh
• Sumber-sumber ilmu Ushul Fiqh
• Sejarah ringkas lahirnya ilmu Ushul Fiqh dan perkembangannya dari masa ke masa
• Definisi hukum syar'i
• Pembagian hukum syar'i
• Pengertian wajib, haram, sunat, makruh dan mubah beserta kaidah-kaidah penting dalam hukum ini
• Pengertian sabab, syarat, mani', sah dan batil

Dalil Al Quran, As Sunnah dan Ijma        
Peserta dapat memahami seputar qiraat dan hujjiyyahnya,  hujjiyyah af'al dan taqrir Rasulullah dan memahami ijma' yang diterima dan tidak          
• Definisi Al Quran
• Seputar qiraat
• Hujjiyyah qiraat syazzah
• Definisi As Sunnah
• Pembagian As Sunnah
• Hujjiiyyah As Sunnah
• Af 'Aal Ar Rasul
• Taqriraat  Ar Rasul
• Definisi Ijma'
• Hujjiiyyah Ijma'
• Ketentuan-ketentuan untuk ijma yang diterima

Dalil Qiyas         
Peserta dapat memahami qiyas yang benar dan tidak    
• Definisi qiyas
• Rukun dan syarat Qiyas
• Ketentuan-ketentuan untuk qiyas yang diterima

Adillah Mukhtalaf fiiha
Peserta dapat memahami dalil-dalil yang diperselisihkan para ulama tentang hujjiyyahnya           
• Pengertian Adillah Mukhtalaf fiiha
• Bentuk-bentuk Adillah Mukhtalaf fiiha, yaitu: Qaul As Shahabi, Syar'u man qablana, istihsan, istishhab, mashalih murasalah dan syaddu al zari'ah

Amr dan Nahy  
Peserta dapat memahami maksud amr dan nahy serta beberapa kaidah penting tentang amr dan nahy                
• Definisi Amr dan Nahy
• Shiyagh Amr dan Nahy
• Beberapa kaidah penting tentang Amr dan Nahy

'Umum dan Takhsish    
Peserta dapat memahami maksud al 'Umum  serta beberapa kaidah penting tentang al 'Umum  dan beberapa kaidah penting tentang takhsish             
• Definisi al 'Umum
• Shiyagh al 'Umum
• Beberapa kaidah penting tentang al 'Umum
• Definisi takhsish
• Bentuk-bentuk takhsish muttashil
• Bentuk-bentuk takhsish munfashil
• Beberapa kaidah penting tentang takhsish

Ijtihad dan Taqlid           
Peserta dapat memahami maksud ijtihad dan taqlid serta rukun dan syaratnya
• Definisi iijtihad dan taklid
• Syarat-syarat untuk menjadi seorang mujtahid
• Pembagian mukallaf berdasarkan ijtihad dan taklid

Pengertian Maqashid Syariah  dan sejarah perkembangannya  
Peserta dapat memahami makna dan sejarah Maqashid Syariah               
• Definisi Maqashid Syariah 
• Maqashid Syariah  menurut Al Juwaini, AL Ghazali, Al Izz bin Abdul Salam, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan Syathibi.

Metoda pencarian Maqashid Syariah I; istiqra' dan masalik Illat               
Peserta dapat memahami metoda pencarian Maqashid Syariah                
• Pengertian istiqra' dan fungsinya
• Pengertian Masalik illat  dan fungsinya

Metoda pencarian Maqashid Syariah II; Amr ibtida'iy tashrihiy dan Ta'birat dan Metoda pencarian Maqashid Syariah III; Sukut As Syari' 
Peserta dapat memahami metoda pencarian Maqashid Syariah                
• Pengertian Amr ibtida'iy tashrihiy
• Beberapa ta'bir yang dapat menunjukkan maqashid syariah
• Pengertian Sukut As Syari'
• Contoh maqashid yang diperolah dari  Sukut As Syari'

Maqashid Syariah 'Ammah Daruriyyah dan Maqashid Syariah Khassah bil Maal
Peserta dapat memahami bentuk-bentuk Maqashid Syariah 'Ammah    
• Pengertian Maqashid Syariah 'Ammah
• Bentuk-bentuk Maqashid Syariah 'Ammah
• Pengertian Maqashad hifzudiin, hifzunnafs, hifzual'aql, hifzuNasab, hifzumal
• Pengertian Maqashid Syariah Khassah bil Maal
• Urgensi Maqashid Syariah Khassah bil Maal
• Sarana hifzulmaal dari sudut pengadaan

Fungsi ilmu Maqashid Syariah dalam menentukan hukum kasus muamalat kontemporer           
Peserta dapat memahami Fungsi ilmu Maqashid Syariah dalam menentukan hukum kasus muamalat kontemporer        
• Syarat-syarat berijtihad
• Ijtihad dengan menggunakan ilmu Maqashid Syariah

Beberapa transaksi muamalat kontemporer yang diputuskan hukumnya berdasarkan Maqashid Syariah             
Peserta dapat memahami beberapa transaksi muamalat kontemporer yang diputuskan hukumnya berdasarkan Maqashid Syariah
• Ijarah muntahiyah bit tamlik
• Ta'widh dharar (Ganti rugi)
• Syarikah mukhtalithah
• Hukum utang yang berkenaan dengan inflasi


CATATAN 1

Pengantar Ilmu Ushul Fiqh dan Hukum Syar'i

Fiqh: mana sumber yang termasuk dalil mana yang tidak termasuk dalil, kemudian mana hukum yang berasal dari dalil mana yang bukan.
Kaidah ushul fiqh bersumber dari hadis dan dalil2 lain, ijma’.
Ushul fiqh adalah dasar2 untuk menemukan fiqh.
Ushul fiqh adalah dalil2 fiqh secara global, bukan untuk hukum2 yang khusus, bagaimana menggunakan dalil ini ketika berinteraksi dengan Quran dan Hadits, yang dapat mengambil dalil tersebut adalah mujtahid.

Contoh perintah setelah larangan tidak menyebabkan wajib.
“dahulu dilarang untuk menyimpan daging kurban, sekarang simpanlah” menyimpannya tidak menjadi wajib tetapi menjadi boleh
“jika istri tidak suci jangan digauli, jika sudah suci gaulilah” menggauli tidak menjadi wajib tetapi menjadi boleh

Ilmu Ushul Fiqh diambil dari Quran, Sunnah, dan bahasa Arab.
Hukum fiqh umum, ushul fiqh digunakan untuk berinteraksi dengan Quran dan Hadits. Tidak bisa mengambil pemahaman Quran yang baik jika tidak mengerti ushul fiqh dengan baik.

Imam Syafii yang pertama membukukan ilmu ushul fiqh, dengan menuliskan kaidah2 dalam memahami Quran dan Sunnah. Imam Syafii merupakan ahli bahasa Arab sebelum menjadi ahli ushul fiqh.
Sejak ada fatwa, sejak saat itulah ada ilmu ushul fiqh. Yang pertama mengeluarkan fatwa adalah Rasulullah.
Para sahabat juga sudah menyimpan kaidah ushul fiqh dipikirannya tetapi tidak dibukukan.

Contoh kaidah ushul fiqh yang dilakukan oleh Rasulullah:
Zakat kuda tidak ditetapkan oleh Rasulullah, padahal zakat unta telah ada nashnya. Tetapi dapat bersedekah dengannya, dengan diambil dari dalil Quran tentang barangsiapa yang berbuat kebaikan sebesar dzarrah akan dicatat.
Rasulullah mengqiyaskan berciuman dengan istri tidak membatalkan puasa sebagaimana berkumur2 tidak membatalkan puasa.

Untuk kasus tertentu, kaidah mana yang lebih dekat. Jika terjadi perbedaan, termasuk yang diperbolehkan adalah yang masih berasal dari kaidah yang sama. Jika perbedaan terjadi karena mengikuti hawa nafsu dan tidak ada landasan syar’i yang jelas maka tidak diperbolehkan.
Boleh diikuti berdasarkan dalil dari mazhab mana saja, tetapi tidak boleh memilih2 sepotong2 dan semaunya karena akan memilih yang mudah2 saja. Yaitu mengumpulkan yang mudah2 secara sepotong2 dan tidak utuh dari masing2 mazhab untuk suatu kasus yang sama diambil dari mazhab yang berbeda2. Tetapi boleh jika mengambil dari mazhab berbeda2 untuk kasus yang berbeda2.

Hukum syar’I / hukum fiqih yang dihasilkan dari ilmu ushul fiqh kemudian menjadi 5 hukum yaitu haram & wajib, makruh & sunnah, dan mubah (halal).
Taqlid dalam hal fiqh tidak tercela karena jika dijelaskan istinbathnya belum tentu dapat dipahami, tidak semua orang mampu mengambil kesimpulan dari berinteraksi langsung dengan nash. Hanya mujtahid yang dapat melakukannya.


Hukum syar’i terdiri dari:

Wajib: dikerjakan berpahala tidak dikerjakan berdosa
Haram: dikerjakan berdosa, tidak dikerjakan berpahala
Sunnah / mustahab: dikerjakan berpahala, tidak dikerjakan tidak berdosa
Makruh: tidak dikerjakan berpahala, dikerjakan tidak apa2
Mubah: halal dianggap mubah: dikerjakan tidak apa2, tidak dikerjakan tidak apa2

Untuk muamalat kebanyakan hukum yang dipakai adalah mubah (halal) dan haram. Muamalat hukum asalnya adalah mubah, maka berikutnya fokus pada yang haram. Jika telah mencari yang menyatakan haram dan tidak ditemukan berarti hukumnya mubah atau halal. Contoh jika melakukan riba adalah haram dan berdosa.
Hukum suatu perbuatan dapat berubah sesuai kebutuhannya terhadap suatu kondisi.

Dosen: Dr. Erwandi Tarmizi, MA

No comments: