Referensi :
1.
Abdul
Wahab khalaf, Ushul fiqh, Dar al qalam.
2.
Iyadh Al Sulami, Ushul al fiqh alldzi laa yasa'u al faqih jahluhuh,
Dar tadmuriyah, Riyadh
3.
Al Utsaimin, Syarh al Ushul min 'Ilmi al Ushul,
Dar ibn Jauzi, Riyadh.
4.
Ad Dawudy, Al Lubab fi Ushul Fiqh, Dar Ibn
Katsir.
5.
An
Namlah, Al Muhazzab fi Ushul fiqh al muqaran, Maktabah
Rusyd, Riyadh
Pengantar Ilmu Ushul Fiqh dan Hukum Syar'i
Peserta
dapat memahami ilmu ushul fiqh secara sempurna dan mutakamil, serta memahami
beberapa kaidah penting tentang hukum syar'i dan wadh'i
• Definisi
ilmu Ushul Fiqh
• Objek ilmu
Ushul Fiqh
• Fungsi
ilmu Ushul Fiqh
• Sumber-sumber
ilmu Ushul Fiqh
• Sejarah
ringkas lahirnya ilmu Ushul Fiqh dan perkembangannya dari masa ke masa
• Definisi
hukum syar'i
• Pembagian
hukum syar'i
• Pengertian
wajib, haram, sunat, makruh dan mubah beserta kaidah-kaidah penting dalam hukum
ini
• Pengertian
sabab, syarat, mani', sah dan batil
Dalil Al Quran, As Sunnah dan Ijma
Peserta
dapat memahami seputar qiraat dan hujjiyyahnya,
hujjiyyah af'al dan taqrir Rasulullah dan memahami ijma' yang diterima
dan tidak
• Definisi
Al Quran
• Seputar
qiraat
• Hujjiyyah
qiraat syazzah
• Definisi
As Sunnah
• Pembagian
As Sunnah
• Hujjiiyyah
As Sunnah
• Af 'Aal Ar
Rasul
• Taqriraat Ar Rasul
• Definisi
Ijma'
• Hujjiiyyah
Ijma'
• Ketentuan-ketentuan
untuk ijma yang diterima
Dalil Qiyas
Peserta
dapat memahami qiyas yang benar dan tidak
• Definisi
qiyas
• Rukun dan
syarat Qiyas
• Ketentuan-ketentuan
untuk qiyas yang diterima
Adillah Mukhtalaf fiiha
Peserta
dapat memahami dalil-dalil yang diperselisihkan para ulama tentang hujjiyyahnya
• Pengertian
Adillah Mukhtalaf fiiha
• Bentuk-bentuk
Adillah Mukhtalaf fiiha, yaitu: Qaul As Shahabi, Syar'u man qablana, istihsan,
istishhab, mashalih murasalah dan syaddu al zari'ah
Amr dan Nahy
Peserta
dapat memahami maksud amr dan nahy serta beberapa kaidah penting tentang amr
dan nahy
• Definisi
Amr dan Nahy
• Shiyagh
Amr dan Nahy
• Beberapa
kaidah penting tentang Amr dan Nahy
'Umum dan Takhsish
Peserta
dapat memahami maksud al 'Umum serta
beberapa kaidah penting tentang al 'Umum
dan beberapa kaidah penting tentang takhsish
• Definisi
al 'Umum
• Shiyagh al
'Umum
• Beberapa
kaidah penting tentang al 'Umum
• Definisi
takhsish
• Bentuk-bentuk
takhsish muttashil
• Bentuk-bentuk
takhsish munfashil
• Beberapa
kaidah penting tentang takhsish
Ijtihad dan Taqlid
Peserta
dapat memahami maksud ijtihad dan taqlid serta rukun dan syaratnya
• Definisi
iijtihad dan taklid
• Syarat-syarat
untuk menjadi seorang mujtahid
• Pembagian
mukallaf berdasarkan ijtihad dan taklid
Pengertian Maqashid Syariah dan sejarah perkembangannya
Peserta
dapat memahami makna dan sejarah Maqashid Syariah
• Definisi
Maqashid Syariah
• Maqashid
Syariah menurut Al Juwaini, AL Ghazali,
Al Izz bin Abdul Salam, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan Syathibi.
Metoda pencarian Maqashid Syariah I;
istiqra' dan masalik Illat
Peserta
dapat memahami metoda pencarian Maqashid Syariah
• Pengertian
istiqra' dan fungsinya
• Pengertian
Masalik illat dan fungsinya
Metoda pencarian Maqashid Syariah II; Amr
ibtida'iy tashrihiy dan Ta'birat dan Metoda pencarian Maqashid Syariah III;
Sukut As Syari'
Peserta
dapat memahami metoda pencarian Maqashid Syariah
• Pengertian
Amr ibtida'iy tashrihiy
• Beberapa
ta'bir yang dapat menunjukkan maqashid syariah
• Pengertian
Sukut As Syari'
• Contoh
maqashid yang diperolah dari Sukut As
Syari'
Maqashid Syariah 'Ammah Daruriyyah dan
Maqashid Syariah Khassah bil Maal
Peserta
dapat memahami bentuk-bentuk Maqashid Syariah 'Ammah
• Pengertian
Maqashid Syariah 'Ammah
• Bentuk-bentuk
Maqashid Syariah 'Ammah
• Pengertian
Maqashad hifzudiin, hifzunnafs, hifzual'aql, hifzuNasab, hifzumal
• Pengertian
Maqashid Syariah Khassah bil Maal
• Urgensi
Maqashid Syariah Khassah bil Maal
• Sarana hifzulmaal
dari sudut pengadaan
Fungsi ilmu Maqashid Syariah dalam
menentukan hukum kasus muamalat kontemporer
Peserta
dapat memahami Fungsi ilmu Maqashid Syariah dalam menentukan hukum kasus
muamalat kontemporer
• Syarat-syarat
berijtihad
• Ijtihad
dengan menggunakan ilmu Maqashid Syariah
Beberapa transaksi muamalat kontemporer
yang diputuskan hukumnya berdasarkan Maqashid Syariah
Peserta
dapat memahami beberapa transaksi muamalat kontemporer yang diputuskan hukumnya
berdasarkan Maqashid Syariah
• Ijarah muntahiyah
bit tamlik
• Ta'widh
dharar (Ganti rugi)
• Syarikah
mukhtalithah
• Hukum
utang yang berkenaan dengan inflasi
CATATAN 1
Pengantar
Ilmu Ushul Fiqh dan Hukum Syar'i
Fiqh: mana
sumber yang termasuk dalil mana yang tidak termasuk dalil, kemudian mana hukum
yang berasal dari dalil mana yang bukan.
Kaidah ushul
fiqh bersumber dari hadis dan dalil2 lain, ijma’.
Ushul fiqh
adalah dasar2 untuk menemukan fiqh.
Ushul fiqh
adalah dalil2 fiqh secara global, bukan untuk hukum2 yang khusus, bagaimana
menggunakan dalil ini ketika berinteraksi dengan Quran dan Hadits, yang dapat
mengambil dalil tersebut adalah mujtahid.
Contoh
perintah setelah larangan tidak menyebabkan wajib.
“dahulu
dilarang untuk menyimpan daging kurban, sekarang simpanlah” menyimpannya tidak
menjadi wajib tetapi menjadi boleh
“jika istri
tidak suci jangan digauli, jika sudah suci gaulilah” menggauli tidak menjadi
wajib tetapi menjadi boleh
Ilmu Ushul
Fiqh diambil dari Quran, Sunnah, dan bahasa Arab.
Hukum fiqh
umum, ushul fiqh digunakan untuk berinteraksi dengan Quran dan Hadits. Tidak
bisa mengambil pemahaman Quran yang baik jika tidak mengerti ushul fiqh dengan
baik.
Imam Syafii
yang pertama membukukan ilmu ushul fiqh, dengan menuliskan kaidah2 dalam
memahami Quran dan Sunnah. Imam Syafii merupakan ahli bahasa Arab sebelum
menjadi ahli ushul fiqh.
Sejak ada
fatwa, sejak saat itulah ada ilmu ushul fiqh. Yang pertama mengeluarkan fatwa
adalah Rasulullah.
Para sahabat
juga sudah menyimpan kaidah ushul fiqh dipikirannya tetapi tidak dibukukan.
Contoh
kaidah ushul fiqh yang dilakukan oleh Rasulullah:
Zakat kuda
tidak ditetapkan oleh Rasulullah, padahal zakat unta telah ada nashnya. Tetapi
dapat bersedekah dengannya, dengan diambil dari dalil Quran tentang barangsiapa
yang berbuat kebaikan sebesar dzarrah akan dicatat.
Rasulullah
mengqiyaskan berciuman dengan istri tidak membatalkan puasa sebagaimana
berkumur2 tidak membatalkan puasa.
Untuk kasus
tertentu, kaidah mana yang lebih dekat. Jika terjadi perbedaan, termasuk yang
diperbolehkan adalah yang masih berasal dari kaidah yang sama. Jika perbedaan
terjadi karena mengikuti hawa nafsu dan tidak ada landasan syar’i yang jelas maka
tidak diperbolehkan.
Boleh
diikuti berdasarkan dalil dari mazhab mana saja, tetapi tidak boleh memilih2 sepotong2
dan semaunya karena akan memilih yang mudah2 saja. Yaitu mengumpulkan yang
mudah2 secara sepotong2 dan tidak utuh dari masing2 mazhab untuk suatu kasus
yang sama diambil dari mazhab yang berbeda2. Tetapi boleh jika mengambil dari
mazhab berbeda2 untuk kasus yang berbeda2.
Hukum syar’I
/ hukum fiqih yang dihasilkan dari ilmu ushul fiqh kemudian menjadi 5 hukum
yaitu haram & wajib, makruh & sunnah, dan mubah (halal).
Taqlid dalam
hal fiqh tidak tercela karena jika dijelaskan istinbathnya belum tentu dapat
dipahami, tidak semua orang mampu mengambil kesimpulan dari berinteraksi
langsung dengan nash. Hanya mujtahid yang dapat melakukannya.
Hukum syar’i
terdiri dari:
Wajib:
dikerjakan berpahala tidak dikerjakan berdosa
Haram: dikerjakan
berdosa, tidak dikerjakan berpahala
Sunnah /
mustahab: dikerjakan berpahala, tidak dikerjakan tidak berdosa
Makruh: tidak
dikerjakan berpahala, dikerjakan tidak apa2
Mubah: halal
dianggap mubah: dikerjakan tidak apa2, tidak dikerjakan tidak apa2
Untuk
muamalat kebanyakan hukum yang dipakai adalah mubah (halal) dan haram. Muamalat
hukum asalnya adalah mubah, maka berikutnya fokus pada yang haram. Jika telah
mencari yang menyatakan haram dan tidak ditemukan berarti hukumnya mubah atau
halal. Contoh jika melakukan riba adalah haram dan berdosa.
Hukum suatu perbuatan dapat berubah sesuai kebutuhannya terhadap suatu kondisi.
Hukum suatu perbuatan dapat berubah sesuai kebutuhannya terhadap suatu kondisi.
Dosen: Dr.
Erwandi Tarmizi, MA
No comments:
Post a Comment